Akhirnya...
Setelah tertahan di persimpangan, kami sudah memutuskan jalan mana yang akan kami tempuh.
Tugas kami di negeri kecil mungil ini sudah selesai. Paling tidak untuk saat ini. Entah apa yang menanti kami selanjutnya. Mungkin saja kami akan kembali untuk menetap di negeri yang internetnya kencang ini. Tapi, semua masih jadi rahasia-Nya.
Terima kasih pada teman-teman di Singapura, untuk pertemanan, pengalaman, dan saling berbagi yang tidak pernah putus. Mudah-mudahan tali silaturahim kita tetap terjaga.
***
"Yang, this is the most annoying part of staying abroad and then going back home: packing stuffs!"
Akhirnya jam 4.30 tadi barang-barang yang sudah kami pak dalam kardus dijemput oleh jasa kurir untuk dikirim ke Bandung. Lumayan juga, banyaknya tujuh kardus. Padahal hidup cuman berdua... :P. Sisanya kami bawa dalam koper dengan memaksimalkan bagasi pesawat... mudah-mudahan nanti para petugas cek-in pesawat baik-baik supaya kami gak kena denda kalau bagasi kami kelebihan.... amiiin.


Rencana pulang agak dadakan. Jadinya masih ada tempat-tempat yang ingin saya kunjungi di Singapura ini yang masih belum kesampaian. Yah, sudahlah. Apa mau dikata. Semoga ada kesempatan di lain waktu.
Bye bye Singapore!
Segala suka duka hidup di Singapura akan selalu jadi kenangan manis bagi kami.
Bye bye friends!
Until we meet again....


Sebagian penduduk Singapura mengandalkan MRT sebagai sarana transportasi utama mereka. Mondar-mandir rumah-kantor, jadi komuter sejati setiap hari kerja. Biasanya MRT jadi pilihan mereka yang jarak rumah dan kantornya cukup jauh. Memang ongkosnya sedikit lebih mahal daripada ongkos bis, tapi untuk masa-masa rush hour rasanya naik MRT cukup worth it untuk menghemat waktu perjalanan. Yah setidaknya terbebas dari resiko kemacetan pada jam-jam sibuk, walaupun belum tentu terbebas dari kemungkinan berdiri di MRT sepanjang jalan. 




