Monday, April 30, 2007

Interpersonal Intelligence Rate

Your Interpersonal Intelligence Score: 66%

Your Interpersonal Intelligence is High

You are definitely a "people person." You enjoy spending time with others.
You instinctively understand people, and you are both a good counsellor and mediator.
However, there are definitely times when you've had enough. And that's when you cherish being alone.

Thursday, April 26, 2007

Kantong Plastik 10¢

Setiap saya selesai bertugas di belahan timur pulau imut ini, saya menyempatkan diri untuk mampir ke supermarket di mal whitesand jika ada kebutuhan yang harus dibeli. Kemarin pun niatnya begitu. Tapi urung.

Saya baru ingat, sejak seminggu yang lalu, setiap hari rabu supermarket itu tidak menyediakan kantong plastik belanjaan. Pelanggan yang berbelanja disana akan dikenakan (kalau tidak salah) 10¢ untuk setiap kantong plastik belanjaannya. Ah, gagal deh saya belanja. Lha wong saya gak bawa kantong apapun, tas yang saya pakai pun tas kecil, jadi tidak muat diisi macam-macam.

Agak kesal juga sih, belanja kok kantong plastiknya masih dikenakan bayaran lagi. Tapi, memang ini adalah salah satu cara untuk menekan penggunaan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan itu. Di Amerika belanjaan dibungkus dengan kantong kertas. Swalayan grosir M***o di Indonesia juga tidak menyediakan kantong plastik pembungkus belanjaan. Waktu saya di Seoul juga sempat merasakan bayar kantong plastik di supermarket yang paling dekat dengan rumah.

Mulai sekarang saya harus selalu menyediakan tas belanja sendiri. Kalau tidak, ya siap-siap bayar 10¢ per kantong plastik.

Efek sampingnya adalah, akan ada saat dimana saya kekurangan kantong plastik untuk membuang sampah. Pada saat itu sepertinya saya harus membeli plastik khusus untuk buang sampah...

Kemarin gak jadi belanja, ya hari ini saja deh. Hari ini kan gak harus bayar plastik... ^_^

Wednesday, April 18, 2007

I luv youuu...

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

*sigh...*

Monday, April 16, 2007

Arti sebuah kesan pertama

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketKalau saya mendengar frase 'kesan pertama', yang langsung terlintas dalam pikiran saya adalah 'Don't judge a book by its cover'.

Dulu, saya termasuk orang yang seringkali termakan kesan pertama. Kalau ketemu orang baru, otak saya langsung menilai macam-macam atas si orang ini, dan biasanya penilaian pertama tuh negatif (kalau positif sih, boleh doong). "Sepertinya dia orangnya bla bla bla...", atau "Kayaknya dia agak nyebelin deh...". Bukan hanya pada orang, tapi pada hal-hal lain juga, misalnya pada makanan.

Untuk makanan biasanya saya menilai berdasarkan penampakannya. Penampakan tidak cantik, saya langsung malas makannya, bahkan untuk mencoba pun malas. Padahal belum tentu tidak enak. Atau sebaliknya, penampakan menggugah selera tapi rasanya belum tentu enak (ini kasus yang sering terjadi di Singapura sini).

Untungnya sekarang saya sudah belajar. Saya membiasakan diri untuk tidak membuat 'premature judgement' (halaahh.. istilah gw, sok tau banget yaaa.. :p ). Saya tahu membuat penilaian berdasarkan kesan pertama itu sering kali menyesatkan. Sudahlah menyesatkan, penilaian itu juga akan mempengaruhi cara pandang. Tidak lagi objektif, malah jadi subjektif. Semau gw aja, geetooo...

Soal kesan pertama, saya juga sering jadi korban. Bukan korban sih, maksudnya objek penderita, gitu. Orang-orang yang baru kenal dengan saya biasanya akan menilai saya sebagai orang yang judes dan jaim (jaga image, katanya). Malah ada yang menilai saya sombong. Duh...
Saya sih bukannya judes, tapi memang kalau kenal dengan orang baru, saya akan lebih banyak diam dan observasi (hakhakhakhak...:D ). Sebabnya, saya takut menyinggung perasaan orang yang baru saya kenal hanya karena ada salah paham dalam obrolan. Jadi, saya lebih banyak diam saja, bicara seperlunya, tanpa ada becandaan atau ledek-ledekan sambil humor. Tapi setelah kenal lama, sudah sering ngobrol, sudah mulai tahu adat-adatnya... biasanya kesan pertama bahwa saya judes itu akan berubah setaus delapan puluh derajat. Dan komentar yang muncul begini: "huh, kirain loe tuh orangnya alim, jaim, gak banyak omong... ternyata bocor juga!!"

Hahahaha....

Maaf ya teman-teman, kalau sampai ada yang merasakan ke-'judes'-an saya... beneran, itu bukan judes kok.... :D

Sunday, April 15, 2007

New sms from +65833xxxxx

New message!

15.04.07 22:31
+65-833xxxxx
Hi guys, this is my new number. so catet n simpen baik2yee... ;)

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Ieu teh saha, sih?
Begimana mo nyimpen di phonebook... lha wong namanya gak ada..???
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Wednesday, April 4, 2007

Berkibarlah jemuranku

Sejak saat tiba di Singapore dan berkesempatan jalan-jalan kesan kemari, kesan saya adalah Singapura ini negara yang penuh dengan jemuran.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketUmumnya di gedung-gedung HDB, jemuran adalah pemandangan yang amat sangat wajar ditemui. Baik itu dibagian depan gedung ataupun di belakang gedung. Untuk menjemur kain digunakan batang bambu panjang yang dimasukkan dalam lubang pipa yang tertanam di dinding.

Panjang bambu yang digunakan bermacam-macam. Setahu saya, yang paling panjang kira-kira tiga meteran. Saya pikir cara menjemur seperti ini merupakan ide brilian untuk rumah susun yang jelas-jelas ruangnya sangat terbatas. Dengan menjorokkan batang bambu sebagai tiang jemuran, semua orang bisa mendapatkan sinar matahari bagi jemurannya.

Tapi ide brilian ini bukannya bebas dari masalah.

Masalah pertama: soal keamanan.
Bayangkan saja, pada bambu sepanjang tiga meter itu akan digantungkan kain-kain basah yang baru dicuci. Yah, memang sepanjang tiga meter itu paling hanya cukup diisi maksimal 5 helai baju orang dewasa, itupun sudah himpit-himpitan. Tapi, beratnya lumayan lho! Kemudian bambu yang sudah berat itu akan dijorokkan keluar jendela dengan cara dipegang bagian pangkalnya. Nah, sekarang bayangkan berapa beban yang harus ditahan pada saat itu sampai pangkal bambu dimasukkan kedalam lubang penahannya. Kalau pegangan dan pijakan kaki tidak cukup kuat menahan beban, bambu itu bisa jatuh keluar jendela, atau malah orangnya yang jatuh. Hal ini tentunya akan sangat berbahaya. Kalau bambu yang jatuh menimpa orang yang kebetulan sedang berjalan di bawah blok, bagaimana? Sudah terjadi beberapa kasus seperti ini. Bahkan mungkin ada yang sampai meninggal.
Tapi jangan khawatir, biasanya orang yang menjemur dengan cara ini bisa mengukur berapa besar beban yang mampu ditahannya. Dan seiring dengan seringnya melakukan hal ini, orang tersebut akan makin mahir.

Masalah kedua: breeding dengue.
Lubang-lubang penahan tiang bambu bisa jadi sarang nyamuk. Makanya, disini diharuskan lubang-lubang tersebut ditutup supaya kalau hujan airnya tidak masuk dan menggenangi lubang. Tahu kan, kalau air yang tergenang bisa jadi sarang nyamuk demam berdarah.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketMasalah ketiga: toleransi bertetangga.
Kenapa ini jadi masalah? Karena sangat mungkin jemuran tetangga diatas rumah kita menetes-netes membasahi jemuran kita. Yah, berbaik sangka saja, mungkin tetangga diatas tidak punya mesin cuci, jadi kain-kain basahnya tidak bisa di spin untuk mengurangi kandungan airnya. Akibatnya, ya netes-netes deh ke jemuran kita. Berharap saja, mudah-mudahan kainnya gak ada yang luntur, supaya tetesannya gak melunturi jemuran kita juga.... dan mudah-mudahan dia cukup sadar untuk tidak menjemur kain pel basah.

Ternyata menjemur dengan cara ini membuat saya ketagihan menjemur kain. Kok bisa? Iya, saya sering geregetan kalo liat sinar matahari bersinar dengan cerah ceria. Bawaannya pengen jemuuuur aja. Saya senang sih lihat kain-kain cucian saya berkibar tertiup angin dan cepat kering... hehehe.
Tapi kalau lagi menjemur tiba-tiba hujan, kalang kabut deh mengangkatnya... harus hati-hati pula, kan?!

I think i'm going to miss this when i get back to Indonesia. ^_^

Monday, April 2, 2007

Penyakit gara-gara gadget

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketDi jaman semaju sekarang ini, gadget sudah jadi barang umum yang dimiliki hampir setiap orang. Handphone, PDA, iPod, Playstation, gameboy, mp3-player sudah menjadi tentengan sehari-hari bagi segelintir orang. Masalahnya, yang disebut 'segelintir' disini ternyata cukup untuk mempopulerkan jenis-jenis penyakit baru akibat gadget tersebut.

Saya baru baca di detik.com tadi siang beberapa jenis penyakit yang dimaksud. Diantaranya adalah keram jempol. Yak, betul! keram jempol ternyata jadi penyakit bagi para pengguna aktif sarana sms di handphone. Dulu waktu handphone baru ngetrend saya juga sempat sih merasakan keram jempol. Tapi itu dulu, dan frekuensi saya ber-sms ria tidak cukup untuk dikategorikan sebagai 'kecanduan sms'. Yah, gimana mau kecanduan, lha wong saya gak punya temen yang sama-sama rajin ber-sms ria kok. Pacar juga dulu belum punya. Tapi ada bagusnya juga, jatah pulsa saya cukup awet tanpa tergunakan sia-sia dengan sms gak penting. Kalo ada perlu sama teman tinggal telepon saja dari telepon rumah... hahahaha...

Nah, ada satu penyakit lagi yang cukup membuat saya kaget. Namanya Brain Fog. Dari artikel di detik.com itu disebutkan bahwa brain fog ini adalah salah satu akibat dari seringnya seseorang ber-multitasking. Contohnya, kadang ada orang yang sementara handphone nempel di kuping, tangan kanan sibuk di mouse browsing internet, tangan kiri sibuk memegang gelas kopi, dan mulut sibuk bicara di handphone bergantian dengan menyeruput kopi. Atau contoh lain, sementara di satu kupingnya tercolok earphone iPod, tangan dan matanya sibuk main portable-playstation, pada saat yang sama ia juga mencoba ngobrol dengan temannya. Contoh lainnya lagi, seorang cewek yang sedang nyetir mobil sambil ngobrol di handphone, dan pada saat yang sama berusaha memasang eyeliner di matanya (*kayak adegan film hollywood amat*).

Multi-tasking sebagai salah satu penyebab penyakit brain fog inilah yang mengejutkan saya. Mengingat bahwa pada umumnya wanita mempunyai kemampuan multi-tasking, dan sangat tidak jarang wanita memang dituntut untuk mampu multi-tasking, berarti sangat besar kemungkinan wanita terkena brain fog. Definisi brain fog menurut Wikipedia begini:

Brain fog is a symptom experienced by many people who suffer from Chronic Fatigue Syndrome (CFIDS) and fibromyalgia.

It involves episodes of cognitive dysfunction or confused thinking. Brain fog is associated with forgetfulness, losing one's train of thought, and the inability to remember the correct words when speaking or writing. Frequently in severe CFIDs, it is a depletion of brain chemicals called neurotransmitters that can give rise to brain fog.

Brain fog is so named because the sufferer can feel like a cloud literally surrounds him or her that reduces the speed at which things can be recognized or clearly seen. Brain fog causes forgetfulness, and promotes feelings of detachment, discouragement and depression.

Jadi efek-efek yang timbul akibat brain fog diantaranya adalah cepat pikun, mudah kehilangan konsentrasi, dan seringkali lupa suatu kata pada saat sedang berbicara atau menulis.

Errr... gejala yang terakhir itu kok pernah saya alami yaa..
Duh, apa mungkin sekarang-sekarang ini otak saya sudah mulai berkabut? Tapi saya gak punya banyak gadget kok, beneran! Tapi multi-tasking sih kayaknya sering deh...

Rupanya kemampuan multi-tasking tidak sepenuhnya suatu hal yang baik. Well, baik sih, tapi ternyata ada efek sampinya juga.
Jadi sekarang, bagaimana cara mencegahnya? Apa saya harus mulai menghentikan kemampuan multi-tasking saya?

Beruntunglah suamiku yang kemampuan multi-taskingnya minim...