Wednesday, May 23, 2007

All my bags are packed i'm ready to go...

Akhirnya...

Setelah tertahan di persimpangan, kami sudah memutuskan jalan mana yang akan kami tempuh.

Tugas kami di negeri kecil mungil ini sudah selesai. Paling tidak untuk saat ini. Entah apa yang menanti kami selanjutnya. Mungkin saja kami akan kembali untuk menetap di negeri yang internetnya kencang ini. Tapi, semua masih jadi rahasia-Nya.

Terima kasih pada teman-teman di Singapura, untuk pertemanan, pengalaman, dan saling berbagi yang tidak pernah putus. Mudah-mudahan tali silaturahim kita tetap terjaga.

***

"Yang, this is the most annoying part of staying abroad and then going back home: packing stuffs!"

Akhirnya jam 4.30 tadi barang-barang yang sudah kami pak dalam kardus dijemput oleh jasa kurir untuk dikirim ke Bandung. Lumayan juga, banyaknya tujuh kardus. Padahal hidup cuman berdua... :P. Sisanya kami bawa dalam koper dengan memaksimalkan bagasi pesawat... mudah-mudahan nanti para petugas cek-in pesawat baik-baik supaya kami gak kena denda kalau bagasi kami kelebihan.... amiiin.


Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Rencana pulang agak dadakan. Jadinya masih ada tempat-tempat yang ingin saya kunjungi di Singapura ini yang masih belum kesampaian. Yah, sudahlah. Apa mau dikata. Semoga ada kesempatan di lain waktu.

Bye bye Singapore!
Segala suka duka hidup di Singapura akan selalu jadi kenangan manis bagi kami.
Bye bye friends!
Until we meet again....

Wednesday, May 16, 2007

I love you, neighbor

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

... my neighbor is making a rhythm for my life...

Tuesday, May 15, 2007

Sekoran rame-rame

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketSebagian penduduk Singapura mengandalkan MRT sebagai sarana transportasi utama mereka. Mondar-mandir rumah-kantor, jadi komuter sejati setiap hari kerja. Biasanya MRT jadi pilihan mereka yang jarak rumah dan kantornya cukup jauh. Memang ongkosnya sedikit lebih mahal daripada ongkos bis, tapi untuk masa-masa rush hour rasanya naik MRT cukup worth it untuk menghemat waktu perjalanan. Yah setidaknya terbebas dari resiko kemacetan pada jam-jam sibuk, walaupun belum tentu terbebas dari kemungkinan berdiri di MRT sepanjang jalan.

Macam-macam dilakukan orang dalam MRT selama perjalanan mereka. Disamping mereka yang hanya bengong, ada orang yang dengar musik, ada yang tidur, ada yang ngobrol di telepon, ada yang ngobrol sama temannya, ada yang main game, ada yang main laptop, ada juga yang baca buku dan koran.

Saya sering kali menemukan satu koran dibaca rame-rame di MRT atau di bus. Jadi, ada satu orang saja yang punya koran dan ia membacanya. Lalu orang yang duduk kanan-kiri dia ikutan baca secara curi-curi lihat. Lalu orang yang duduk didepannya juga ikutan baca halaman belakang dari koran itu. Pokoknya orang-orang sekitar si pemilik koran, kalau berkesempatan ikutan baca, ya ikutan baca deh mereka... :P Malah saya pernah lihat orang yang secara sengaja meminjam koran yang kebetulan sedang tidak dibaca oleh pemiliknya untuk dia baca.

Pernah juga saya lihat orang sedang baca koran di bus. Di sekitarnya ada lima orang: satu orang berdiri di sampingnya, dua orang berdiri di belakangnya; kemudian satu orang duduk disebelahnya, dan 2 orang duduk di kursi seberang, berhadapan langsung dengannya. Semua orang ini membaca satu koran yang sama. Lucu sekali melihatnya... Kira-kira risih gak yah kalau jadi si pemilik koran itu? Lagi enak-enak baca, tiba-tiba banyak kepala menjulur dari segala penjuru untuk ikut membaca. Mau balik halaman gak enak, gak balik halaman tapi ngapain melototin halaman yang sama terus menerus... Kalau cuman satu atau dua orang yang ikutan baca sih oke lah... tapi kalo seramai itu... mungkin saya akan merasa risih... :P

Dipikir-pikir, hebat juga semangat baca berita dari orang-orang ini. Gak punya koran, sekoran rame-rame pun jadi. Tapi kira-kira yang dibaca berita apa ya? Berita pembangunan, politik, ekonomi... atau berita gosip seleb? Saya gak tahu, lha wong saya kan gak ikutan baca koran orang... :D

Monday, May 14, 2007

The New Rulers of The World, a special report by John Pilger

John Pilger (wikipedia)

Pilger's career in journalism began in 1958, and he has developed his reputation through both his reporting and the various books and documentary films that he has written or produced. He is best known in Britain for his investigative documentaries, particularly those on Cambodia and East Timor. He has acted as a war correspondent during conflicts in Vietnam, Cambodia, Egypt, India, Bangladesh and Biafra. In all of his work, Pilger has been a prominent and fervent critic of Western foreign policy. He is particularly opposed to many aspects of American foreign policy, which he regards as being driven by a largely imperialist agenda.

The new rulers of the world (wikipedia)
The New Rulers of the World was a 2001-2002 documentary film produced, written and presented by John Pilger on the consequences of globalisation, taking Indonesia as the primary example of the serious problems with the new globalization. The film was directed by Alan Lowery and produced by Carlton International Media Ltd.

Links to The New Rulers of The World (YouTube)
The New Rulers of The World, part 1 of 7
The New Rulers of The World, part 2 of 7
The New Rulers of The World, part 3 of 7
The New Rulers of The World, part 4 of 7
The New Rulers of The World, part 5 of 7
The New Rulers of The World, part 6 of 7
The New Rulers of The World, part 7 of 7