Tuesday, February 28, 2006

Nomor Darurat

Tadi malam, entah sedang nonton acara tivi apa, tiba-tiba suami saya nyeletuk.

"Nomor darurat Indonesia berapa, sih?"

Image hosting by PhotobucketSaat itu saya sadar, saya tidak tahu nomor darurat Indonesia (dan ternyata suami saya juga tidak tahu)! Nomor darurat Amerika semua orang tahu, 911; nomor darurat Korea Selatan saya juga tahu, 119 (karena saya pernah tinggal disana); nomor darurat Singapura juga tahu, 999 (karena disinilah saat ini saya tinggal). Nomor darurat Indonesia berapa??? Saya tidak tahu.
Gila, ya? Nomor darurat di negara sendiri saya tidak tahu. Tapi tunggu dulu, memangnya ada ya nomor darurat di Indonesia? Kalau iya, apa itu berarti sosialisasi nomor ini yang sangat kurang, atau memang saya terlalu cuek untuk mencari tahu selama lebih dari 20 tahun saya tinggal di negri tercinta itu?

Biasanya, saya menyimpan nomor telepon penting di samping telepon di rumah saya, seperti nomor telepon kantor polisi terdekat, pemadam kebakaran terdekat, rumah sakit terdekat. Tapi itu semua nomor telepon standar sebanyak enam atau tujuh bahkan delapan angka, bukan nomor telepon yang mudah diingat untuk keadaan darurat. Masak sih Indonesia tidak punya nomor darurat? Ada yang tahu?

Friday, February 24, 2006

Sindroma bosan

Nampaknya sindroma bosan mulai menghampiri saya lagi. Terutama sindroma bosan yang berhubungan dengan blog. Anda bisa menebak, kan, kira-kira saya bosan dengan apa?
Yap! Anda benar... saya sudah mulai bosan dengan tampilan blog ini. Lebih jauh lagi, saya malah mulai mepertimbangkan untuk pindah rumah ke blog host lain, blogsome. Apalagi ternyata saya bisa memiliki alamat blog dengan nama saya disana. Saya pikir alamat itu sudah tidak tersedia. Coba saja pikirkan. Dini. Nama ini bukan suatu nama yang unik. Ada banyak Dini diluar sana, dan sekian banyak dari Dini-Dini itu punya blog, dan pasti sudah ada yang mendaftarkan nama dini sebagai alamat blognya. Minimal, begitulah yang saya temukan waktu saya mencoba mendaftar di layanan blog blogspot ini.

Nah, sekarang saya masih dalam proses mempertimbangkan masalah pindah rumah ini. Sebenarnya selain alamat blog yang bisa menggunakan nama saya dan tersedianya fasilitas kategori tulisan, tidak ada hal lain yang menggoda saya. Sedangkan kalau saya jadi pindah, terbayang kan repotnya, plus harus mengulang promosi rumah baru.

Ah... mungkin tidak jadi pindah saja. Biarlah blog lain itu nanti saya isi dengan hal lain.

The evil side of me

You Are 26% Evil

A bit of evil lurks in your heart, but you hide it well.
In some ways, you are the most dangerous kind of evil.


Compare it with previous test about how evil i am.

Alergi???

Awalnya hanya terasa gatal di bagian punggung. Kalau gatal ya digaruk dong, tentunya. Eh, gatalnya kok pindah ya, sekarang di leher. Cuman kok nih gatal bandel banget. Agak-agak terasa panas. Trus.. kaki juga ikutan gatal. Garuk sana garuk sini. Akhirnya mencari cermin. OH MY GOD...!!! Leher saya sudah merah semua, kaki juga udah bentol-bentol merah... kayak kena ulet bulu. Kata suami saya itu alergi. Dia suruh saya makan obat anti alergi. Dan lumayan, sehabis makan obat itu gatal-gatalnya dan kemerahannya mulai berkurang.

Saya jadi mikir. Kok bisa saya alergi? Tapi alergi apa ya? Saya gak pernah punya sejarah alergi yang menyebabkan gatal-gatal sekujur tubuh begini. Kemungkinan lain adalah bed bug. Duh tapi bed bug juga tidak sampai begini, deh. Dan kalaupun bed bug, suami saya baik-baik aja tuh. Sprei juga baru saya ganti.

Huhuhu... masak saya jadi punya alergi pada sesuatu, sih?

Thursday, February 23, 2006

The Coaster Tale

Berhubung saya sudah janji untuk memajang hasil rajutan crochet saya di blog ini, maka posting kali ini adalah tentang itu. Berikut adalah dua buah coaster hasil rajutan saya (jangan diketawain ya, pliss...) setelah dipres diantara buku 'Mechanics of Material' karangan Roy R. Craig, Jr setebal 700-an halaman, yang kemudian ditindih dengan buku 'Mechanical Engineering Design' karangan Joseph Edward Shigley setebal 700-an halaman juga (sebelum dipres bentuknya keriting, bo'!).

Image hosting by Photobucket

Pertama... coaster-coasteran... hehehe. Waktu itu terlalu semangat merajut, jadi langsung hantam kromo aja deh. Tanpa pakai pola-polaan, saya langsung merajut. Ceritanya mau bikin coaster, apa daya malah berbentuk cempal... (wakakakakak). Yah, terlanjur sudah dimulai, akhirnya saya dedikasikan saja rajutan pertama ini untuk latihan tarikan. Iya, karena saya bukan perajut ahli, jadi tarikan benang saja masih kacau, tidak konsisten, kadang longgar, kadang tegang. Akhirnya bentuknya pun jadi tidak karuan. Tapi ya berhubung namanya juga latihan, jadi harap dimaklumi saja.

Image hosting by Photobucket

Kedua... coaster centil. Bagaimana tidak centil, motifnya bunga, warnanya pastel. Halah, mana mau suamiku pakai coaster centil begini... hihihi. Ya sudah, buat saya saja dulu, itung-itung masih latihan. Nanti kapan-kapan bikin lagi yang lebih bagus, mumpung persediaan benang masih banyak. Kalau saya niat..... *sigh*

[Recipe] Macaroni Schotel

Who doesn't know macaroni schotel, huh?
I used to hate it. But not until I eat one at my friend's place. The taste was just nice, not too.. uhm.. i dont know the english term for this.. 'eneg'... So asked my friend the recipe and tried to make one myself.
Image hosting by Photobucket

Ingredients:

  • 200gr minced meat
  • 250gr macaroni, simmer it.
  • 150gr chedar cheese (grated) or mozarella cheese
  • 100ml milk
  • 2tbs wheat flour
  • 4 eggs
  • 1 yellow onion, fine chop
  • 3 shallots
  • 3 garlics
  • Salt and pepper
  • 2tbs vegetable oil
Instruction:
  • Grind shallots and garlics to become spice paste. Add salt and pepper.
  • Heat oil, and then stir fry the spice paste for about 2 minutes. Add in the minced meat, and continue to stir fry until the meat is cooked and the color changes. Turn off the stove.
  • Add macaroni into the meat, then add a mixture of milk and wheat flour. Mix well.
  • Break the eggs and put them inside an ovenware. Stir the eggs a little bit, and then put in the macaroni mixture on top of the egg. Spread the grated cheese over the macaroni mixture.
  • Preheat oven to 180 celcius degree, and bake for about 20 minutes (not more).
  • Serve with tomato sauce and chilli sauce.
Recipe source: Kemala Pagista, Holland drive, Singapore.

"Be a housewife", i said

The most often question that I've been asked since I got married;
"What do you do everyday?"
And I reply;
"Be a housewife"

Image hosting by PhotobucketReally. That's my honest answer. I don't work in an office or something like that (not yet, but hopefully soon), and I don't go out much (but that doesn't mean I'm a lonely-introvert person). So, what do I do everyday in most of my time?
These are the things that I do:

  1. Prepare breakfast, and all the things my husband need before he goes to work.
  2. Cook. Yes, i cook. I prepare meal for lunch and then pack them in food container for my husband and myself. Everyday, i go to see him at lunch time, bring the meal from home, and then we have lunch together. It's one way to save up money. And don't worry, the bus from my house to his lab is free of charge because it's an inside campus shuttle bus service.
  3. Post lunch-time is pretty much my own time. I can do whatever I want (blogging, chatting, watching TV, browsing internet, etc) until right about before the dinner time, when I have to prepare dinner, of course. I also do some household work in this time, like doing the laundry, cleaning the house, or ironing. Other than that, I work on my so-called part time job which has its deadline every the end of a month.
  4. And, no, i don't take nap.
So far, I enjoyed it. But maybe my answer sounds too pathetic to some people so they throw the next question (along with a face full of regret);
"Why don't you try and look for a job?"
And so I reply;
"Yeah, I do that too." *wink*

Maybe, the idea of just being a stay home wife who has no children yet is unacceptable to some. But to me, there's nothing wrong with that, at all. And in the mean time, I've been doing some job hunting, sending job application here and there. So, wish me luck, friends.

Sunday, February 19, 2006

Until

Tadi malam saya baru nonton lagi film Kate and Leopold, salah satu film romantis yang diputar oleh Channel 5 dalam rangka bulan Februari yang ada hari Valentine-nya. Sebenarnya tadi malam itu adalah kali ketiga saya nonton film itu. Tapi ternyata setelah tiga kali menontonnya baru saya tahu cerita detilnya. Selama ini saya tidak bisa mengingat detilnya, hanya tahu garis besar ceritanya saja. Selama ini yang saya ingat dari film ini hanyalah soundtrack berjudul Until yang dinyanyikan oleh Sting.

Image hosting by PhotobucketWell, mungkin semua sudah nonton film ini. Terlepas dari unsur 'tak mungkin' yaitu adanya time travelling yang tidak saya suka, tapi secara keseluruhan film ini menurut saya cukup bagus, dengan cerita romantis yang tidak terlalu dibuat-buat. Ini menurut saya loh yaa... Bisa jadi penilaian saya kurang objektif karena saya penggemar Meg Ryan ^_^
(Oh, Mba Meg, kenapa dikau cerai dari Mas Dennis Quaid nan ganteng ituuuh...??!?!?!)

Oke.. back to Sting, eh, maksudnya back to soundtrack yang berjudul Until. Lagu ini definitely salah satu lagu Sting favorit saya selain Fields of Gold. Saking favoritnya, saya sering mengulang-ulang lagu ini di MP3player saya. Liriknya... duh, romantis berat! Dan musiknya... bikin tenaaannng banget... serasa melayang-layang mendengarnya. Dan tentunya ditambah suara Sting yang asik banget untuk didengar.
Ini liriknya.. silakan menilai sendiri.

If I caught the world in a bottle
And everything was still beneath the moon
Without your love would it shine for me?

If I was smart as Aristotle
And understood the rings around the moon
What would it all matter if you loved me?

Here in your arms where the world is impossibly still
With a million dreams to fulfil
And a matter of moments until the dancing ends

Here in your arms where everything seems to be clear
Not a solitary thing do I fear
Except when this moment comes near the dancing's end

If I caught the world in an hourglass
Saddled up the moon so we could ride
Until the stars grew dim, until...

One day you'll meet a stranger
And all the noise is silenced in the room
You'll feel that you're close to some mystery

In the moonlight when everything shatters
You feel as if you've known her all your life
The world's oldest lesson in history

Here in your arms where the world is impossibly still
With a million dreams to fulfil
And a matter of moments until the dancing ends

Here in your arms where everything seems to be clear
Not a solitary thing do I fear
Except when this moment comes near the dancing's end

If I caught the world in an hourglass
Saddled up the moon so we would ride
Until the stars grew dim
Until the time that time stands still
Until...

Image from: imdb.com

Thursday, February 16, 2006

Cerita jalan-jalan 10-15 Feb

I am BACK!
Ada bownies kukus Amanda dari Bandung, nih... mau?

Hari Jumat yang lalu ibu mertua saya dan ibu beliau (nenek) datang ke Singapura. Ceritanya mengajak Ni (nenek) jalan-jalan melihat Singapura, negeri yang didiami salah satu cucunya selama empat tahun terakhir ini. Dengan pesawat langsung dari Bandung, Mamah dan Ni tiba di Singapura hari Jumat siang. Hujan deras sekali. Kita sudah khawatir hujan akan berkepanjangan sampai esok-esoknya. Tapi ternyata, cuaca cerah ceria bahkan sampai hari ini. Alhamdulillah. Jadi acara jalan-jalan tidak terganggu hujan.

Image hosting by PhotobucketAcara hari pertama, hari Sabtu, adalah pergi ke Sentosa Island dan naik cable car dari Mount Faber. Sebenarnya kita hanya ingin naik cable car saja, tidak berniat jalan-jalan di Sentosa. Jadi, sampai di seberang lalu balik lagi ke Harbourfront (psst... naik cable car ini juga pertama kalinya buat saya.. hehe). Acara dilanjutkan dengan naik MRT menuju Mustafa Center di Little India, sebuah pusat belanja serba ada yang buka 24 jam. Benar-benar serba ada sampai jualan mobil juga (katanya) walaupun saya belum pernah liat dimana showroom mobilnya.. hehe.
Jalan-jalan hari pertama disudahi disini, takut Ni kecapaian. Maklum kan sudah tua (umur beliau 81 tahun).

Hari Minggu jalan-jalan ke Orchard dan sekitarnya. Yah, kalau ke Orchard sih apa lagi kalau bukan belanja. Lagipula Takashimaya dan Tangs sedang sale, dan begitu juga beberapa toko lain. Setelah tangan penuh dengan tentengan tas belanja, jalan-jalan masih dilanjutkan ke Marina untuk berfoto ria bersama Esplanade dan The Merlion. Supir taksi sampai ngetawain kita karena mau pergi ke Marina dengan tentengan sebanyak itu... "You're going to Merlion with those bags?" ...hihihi. Tapi gpp, demi foto! Habis itu Ni dan suami saya pulang karena Ni sudah capai jalan-jalan di Orchard yang penuh sesak, sementara saya dan Mamah masih lanjut ke Geylang. Huehehe... kalau untuk belanja sih semangat selalu berkobar.

Hari Senin, suami absen karena harus ngampus. Jadi tinggal saya yang menemani Mamah dan Ni. Pagi-pagi kami bertiga sudah sampai di IKEA. Toko buka jam 10, jam 10.30 kami sudah disana. Mulailah perjalanan mengeksplor IKEA yang segede gaban itu. Saya selalu betah jalan-jalan di IKEA. Barang-barangnya menggoda untuk dimiliki semua. Dan saya pun memenuhi hasrat belanja dengan membelikan oleh-oleh untuk mama saya. Jam 12.30 kami sudah tiba di rumah lagi, makan siang, dan istirahat sebentar. Jam 2 acara jalan-jalan dilanjutkan ke Chinatown dan Bugis. Siang itu panaaaasss banget. Mataharinya terik. Duh, jerawatan deh saya.

Ternyata semua target-target kunjungan sudah terpenuhi. Tapi masih ada sisa satu hari untuk jalan-jalan sebelum terbang pulang hari Rabu. Akhirnya hari Selasa pagi (jam 8 loh!) kami berangkat menuju Mustafa Center. Suami saya tinggalkan masih tidur, tapi sudah saya siapkan sarapannya. Jam 8.30 kami sampai di toko, dan penjaga tokonya berkomentar, "Pagi-pagi sudah nak shopping?" Saya senyum saja. Lagian tokonya kan buka 24 jam, terserah saya dong mau shopping jam berapa. Belanja hari ini setengah hari saja kok. Menjelang siang saya dan Ni pulang. Hanya Mamah yang meneruskan jalan-jalan karena ada janji dengan temannya yang kebetulan juga sedang ada di Singapura.

Sekarang Mamah dan Ni sudah ada di Bandung lagi. Karena itu juga sekarang saya bisa blogging lagi. Oya... banyak oleh-oleh makanan dari Mamah dan Ni. Ada banyak gepuk, daging telur, dan ayam yang sudah diungkep, semuanya siap goreng. Ada juga ayam ijo buatan mamah yang tinggal dihangatkan di microwave. Ada brownies kukus Amanda yang enak itu, ada baso panghegar untuk dimasak setiap saat, dan ada baso tahu siomay yang sekarang sudah tidak ada bekasnya sama sekali. Dan satu lagi, perlengkapan merajut crochet pesanan saya juga sudah ada, dan sekarang projek membuat coaster untuk gelas suami saya sudah dimulai. Tunggu saja kapan selesainya. ^_^

Sunday, February 12, 2006

Lorem Ipsum 9

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Thursday, February 9, 2006

Crochet

Image hosting by PhotobucketTernyata saya semakin bosan karena kurang kerjaan. Akhirnya saya memutuskan untuk belajar sesuatu. Niat awalnya belajar HTML dan CSS. Semua bahan online sudah dikumpulkan, disimpan dalam favorite folders yang bisa dibuka-buka setiap saat. Tapi ternyata ada masanya juga bosan dengan komputer. Mata jadi sakit.
Lalu muncullah niat kedua, belajar merajut. Merajut jenis 'crochet' ini sebenarnya bukan hal baru bagi saya. Dulu saat SMP 'crochet' ini adalah salah satu hal yang dipelajari untuk mata pelajaran PKK, dan bisa dikatakan bahwa saya cukup menyukainya. Jadi, mungkin saya juga akan menyukainya sekarang. Akhirnya saya ingin beli peralatannya. Hanya jarum kait dan benang sih. Tapi, agak sayang juga belinya, takut niat saya itu berhenti di tengah jalan sebelum membuahkan hasil nyata.
Lalu saya teringat, ibu saya juga pernah aktif rajut-merajut dengan jarum kait. Pastinya beliau masih menyimpan segala peralatannya. Jadi saya telepon ibu saya, dan minta mengirimkan peralatannya berupa jarum kait dan sisa-sisa benangnya kalau masih ada. Bukan ibu saya namanya kalau peralatan itu tercecer dimana-mana. Semuanya pasti tersimpan rapi. Dan akhirnya saya terima SMS tadi malam:

08.02.06 21:36
From: Angah
Benang rajutnya ada, jadi dikirim 3 dus, means 30 gulung. Udah tau nyokap lu mana bisa ngirim cuman dikit...
Hihihi... iya memang. Ibu saya memang begitu. Saya minta sedikit, dikasih banyak. Saya minta banyak... duh, banyak banget deh dikasihnya. Saya tidak minta apa-apa tetap saja memberi sesuatu. Memang ibu-ibu begitu kali ya... apa sih yang nggak demi anaknya. Kadang-kadang tidak mau minta macam-macam karena takut merepotkan beliau mencarikannya. Tapi, kalau kita tidak minta apa-apa, takut juga beliau sedih. Kesannya setelah menikah kita sudah gak perlu orang tua lagi. Padahal semua orang pasti senang merasa dibutuhkan, bukan?

Insya Allah besok ibu mertua dan nenek saya datang ke singapura. Jadi titipan saya itu akan dibawakan ibu mertua saya. Mudah-mudahan niat saya membuat rajutan ini tidak cuma setengah. Mudah-mudahan ada hasil nyata, yang nantinya bisa saya tunjukkan di blog ini.

Projek pertama sudah terpikirkan. Coaster, alias tatakan gelas, untuk gelas suami saya. Karena kita minum langsung dari keran, jadi air sering membasahi gelas pada saat mengambil air. Akhirnya air membasahi meja. Kalau gelasnya pindah-pindah posisi, makin banyak bagian yang basah. Pada saat itulah saya memutuskan suami saya harus punya coaster khusus untuk gelasnya. ^_^


Links:
Crochet from Wikipedia
Crochet from About.com
Crochet Basics
Free crochet pattern

Technocrati tags:

Tuesday, February 7, 2006

[Recipe] Cah Tauge Bumbu Tiram

English: .... uhm... Tauge is bean sprout, saus tiram is oyster sauce, cah is... uhm... something like stir fry, i guess. So can somebody help me how to say this 'cah tauge bumbu tiram' in english??? How does 'Stir fry bean sprout with oyster sauce' sound?

Image hosting by Photobucket
For two persons
Ingredients:

  • 100gr bean sprout
  • 2 stalks of spring onion; chop
  • 50-100gr of minced meat
  • 3 garlic; crush and then chop finely
  • 1 tsp sesame oil
  • 1 tbs oyster sauce
  • 2 tbs vegetable oil
  • 2 tbs fried shallot
  • salt
  • pepper
Instruction:
  • Heat the oil in a frying pan, stir fry the garlic until fragrant.
  • Add the mince meat and continue to stir fry until its color changes.
  • Add the bean sprout and the spring onion. And then directly add the oyster sauce and sesame oil. Add salt and pepper, and then mix well. Continue stirring until the bean sprout become mild.
  • Remove everything from the frying pan and put it into a serving dish. Spread fried onion onto the cooking. Serve while still hot.
Modified from 'Cah Tauge Saus Tiram' recipe, from the book Dapur Pintar Memasak by Edi Sigar & Ernawati.

Monday, February 6, 2006

Lungsuran Membawa Berkah

Dalam dua minggu terakhir dua orang teman saya pindah dan pulang ke negeri tercinta, Indonesia. Dengan pulangnya mereka, ternyata saya dapat rejeki, yaitu barang-barang rumah tangga dan bahan makanan.

Teman pertama melungsurkan banyaaaaaaak sekali barang-barang rumah tangga. Mulai dari piring-piring, gelas, rice cooker (ada 3 buah, bo'!), kotak-kotak wadah makanan, blender, onion chopper, bahkan sampai timbangan badan, telepon rumah, keranjang kain, dan keranjang dorong untuk belanja pun ada. Saking banyaknya barag-barang itu, akhirnya saya bagi dua lagi dengan teman lain. Bahan-bahan makanannya juga banyak. Segala tepung, berbagai jenis kerupuk belum digoreng, dan macam-macam bumbu instant ada. (Terima kasih ya, mba, mas.)

Teman kedua juga melungsurkan banyak barang dan bahan makanan. Kebanyakan barang-barangnya berupa kotak-kotak wadah makanan. Ada juga food scale, pemanggang ikan, kain lap, dan sponge pencuci piring. Ternyata ada coet juga! (halah, pantesan waktu itu ada kantong plastik yang berat ya~). Lalu ada juga cairan pembersih lantai, dan beberapa botol kecap serta saus-sausan. (Terima kasih ya, irma.)

Alhamdulillah. Saya sih senang saja mendapat lungsuran barang-barang. Lumayan kan nambah persediaan bahan makanan, dan mengirit beli segala macam. Tapi rumah saya yang sangat kecil ini jadi penuh... hehehe. Tapi gpp, masih bisa diatur kok.
Mudah-mudahan semua pemberian ini berkah, dan pahala bagi teman yang memberi juga berlimpah, ya... amiin.

Colors of a house

Image hosting by Photobucket

Location: Clarke Quay, Singapore
Date: January 29, 2006
Camera: Nikon Coolpix 5700
Note: Clarke Quay after renovation is now colorful~! This pics is only one corner of the area. The buildings in the area has been painted in colors. That is actually the first impression i got with clarke quay: colorful.

Why Men Don’t Listen

One of my favorite books is Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps by Barbara and Allan Pease. This book tells the difference between the way men and women communicate. No, I don’t have communication problem with my husband, I think, and I sure hope there will never be. But reading this book helps me understand my husband better.
One thing I really don’t like with my husband is that he doesn’t listen to anything I say when he is watching TV or reading newspaper. I realized this problem since a long time ago, before we got married. It usually happened in the lab where we worked. He was doing something with the computer when I talked to him asking about something. I never got his answer (or even his attention) on my first attempt. I had to call his name at least three times with raising tone before I got his attention. Back then I just don’t understand why he’d gone deaf when he’s doing something. Until I read this book.
The book reveals two of my frequent problems with my husband:

  • Why men really can’t do more than one thing at a time, and
  • Why men are deaf when reading newspaper.
And this is the answer to the problem. I copy it from the book page 52-53.
Why men can do only one thing at a time
All the available research agrees: Men’s brains are specialized. Compartmentalized. A male brain is configured to concentrate on one specific dedicated task at once, and most men will tell you they can only do “one thing at a time.” When a man stops his car to read a street directory, what’s the first thing he does to the radio? He turns it down! Most women can’t understand why this happens. She can read while listening and talking, so why can’t he? Why does he insist on turning down the TV when the telephone rings? “When he’s reading the newspaper or watching TV, why can’t he hear what I’ve just told him?” is a lament that has been made by every woman in the world at some time. The answer is that a man’s brain is configured for one thing at a time because of fewer connecting fibers between the left and right hemispheres and a more compartmentalized brain. Take a brain scan of his head when he’s reading, and you’ll find that he is virtually deaf.

Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps; page 52
Barbara and Allan Pease
2000

So that’s why! I guess there’s nothing I can do about it. But knowing the fact doesn’t stop me from getting angry sometimes. It’s too nerve-wracking for me when he doesn’t listen to the words I say. And if I call him over and over again just to get his attention first, he can get angry too. *sigh*
But now, not anymore, I hope. I learn to be more patient, and keep telling my self that he doesn’t mean that. It just him, and it is something that he cannot control himself. Well, even if he actually can, I would still think that way, just in case. Now, I never talk to him when he’s reading the newspaper or watching TV unless it’s really urgent. And if I do, and then I don’t get his attention, I will just take a deep breath and rest whatever I’m about to say to him until he finishes with whatever he is doing. Simple. But it takes a lot of patience to do it. Fortunately I can manage it.

Don’t worry hon, I still love you anyway! ^_^

By the way, as a woman, my direction orientation is poor! My husband usually laughs at me about this. But I still can read map, by turning it around to face it in the direction I’m going. *lol*

Links:
Why Men Don't Listen and Women Can't Read Maps, by Barbara and Allan Pease

Friday, February 3, 2006

Rubber Clock

The yellow body of the clock is actually rubber. So it'll be save if you happen to throw it away when the alarm rings to wake you up.. ^_^ . The clock is also from IKEA.
Image hosting by Photobucket
Price: S$25.00 .... so expensive! *sigh*

Bathroom Set

Want this cute blue plastic bathroom set from IKEA.
Image hosting by Photobucket
Price: S$8.95

Refuse to cook

Image hosting by PhotobucketEvery once in a while, there were times when i dont feel like cooking. At all! Although i have all the ingredients I need to make a cook, but i just dont want to do it. So it's time for quick solution!
Get on a bus, go to Giant, and buy 2 black-pepper roasted chickens. Yes two! Cost only S$9.00 for two, while S$4.90 for one. So, it's better to buy two, right?
Then go back home, cut the chicken and reheat it in the microwave, take out a bottle of soya beans sauce with relish from the fridge, prepare cucumber slices,... and we're ready for dinner, honey!
As i bought two roasted chickens, that means we can go on having the same meal for three to four times the next days before we get bored. But fortunately, we never got bored with the chicken. Because it's delicious!

Obrolan siang ini

Obrolan siang ini dengan adik saya.
A: adik saya, S: saya.

A: eh eh talking2 about spitting (bener gak sih) ngeludah maksudnya spt yg lu critain di blog....
A: masa kemaren di angkot ada cewe yg enak aja ngeludah gitu...
A: dalem angkot bo!
S: iih emang ada kok yang suka ngeludah di angkot...
S: bete banget liatnya...
A: iya...tapi lo gak tau kan dia ngeludah brapa kali...
A: guess!!!
S: kenapa loe gak melengos sambil begumam 'YUCK!' .. gitu!
A: guess!!!
S: berkali2..???
A: GUESS!!!!
S: numpuk atuh ituh ludah??
S: 10?
A: tetoootttt....
S: 20?
A: tetoooottt....
A: at least 29 bo!!!!
S: sooo...?????
S: .... gilaa!!!
A: niat bgt ya gw ngitungnya....
S: loe gak ada kerjaan banget ngitungin segala...!!!
A: sebenernya kasian sih cewe itu...
A: kayanya dia lagi masuk angin parah...
A: soalnya ceguk2 masuk angin gitu...
S: ooo... udah pengen muntah kali yaa
A: kayanya kalo gw ama elu mah udah pusing edan itu teh...
A: hebat dia masih kuat jalan...
S: hehehe.. kasian atuh itu mah..
A: iya...
S: tapi teuteup weee... ngeludahnya bisa bikin orang lain mual juga...
A: yup...
S: jauh pula dia naik angkotnya??
A: awalnya waktu angkot rada kosong paling cuma 4 orang...dia duduk nyamping trus ngeludahnya ke balik korsi gitu jadi si ludah yg menggenang ga keliatan...
A: trus pas angkotnya penuh...kan duduk adep2an tuh...angger we dia ngeludah di "lorong" angkot...
A: yg duduk di sebelahnya udah nunjukin muka jijik gitu deh...
A: gw mah jauh duduknya ama dia...
S: mbok ya loe tanyain... "mba, masuk angin ya? sakit kepala? saya ada panadol. Mau?" gitu?
A: tapi masih iseng ngitungin...buat dceritain ke elo...
A: lah panadolnya ga punya...
S: tumben, biasanya loe bawa terus bukan?
S: atau itu mah gua ya?
S: loe mah bawaanya promag?
A: adanya promag mau??
A: suka bawa juga sih...tapi kayanya udah abis tuh...
A: belom ngambil lagi...
S: hehe
A: "mba, masuk angin ya? sakit kepala? saya ada promagl. Mau?"
S: hahahah.....

Moral of the story:
  1. Jangan meludah sembarangan. Kasihan orang-orang sekitar.
  2. Selalu bawa obat pribadi dalam tas.
  3. Kalau sakit, minum itu obat.
  4. Kalau lihat orang sakit, tawarkan obat, walaupun obatnya gak nyambung~!
  5. Jangan menghitung berapa kali orang meludah, gak ada kerjaan banget! Kecuali punya niat baik untuk diceritakan pada orang-orang tersayang.
Thanks, sis, atas cerita lucunya... (atau menjijikan?)


Related Post: Meludah

Tangerine

Chinese new year = jeruk!
Kira-kira itulah sala satu kesan yang saya dapatkan saat ber-chinese new year untuk pertama kalinya di Singapura ini. Menjelang Imlek, banyak sekali yang jualan jeruk, segala jenis jeruk. Bahkan sampai pohon jeruknya sekalian. Waktu suami saya bilang ada yang jualan pohon jeruk, saya pikir itu berupa pohon kecil dalam pot kecil. Yah, kira-kira seperti calon pohon jeruk lah. Ternyata, benar-benar udah jadi pohon, kira-kira setinggi saya, lengkap dengan jeruk-jeruk bergelantungan. Wah, hebat, pikir saya. Saat itu saya masih berpikir, jeruk-jeruk itu hanya jeruk palsu yang digantung-gantungkan di pohon jeruk. Ternyata (lagi), jeruk asli, bo! Iya, jeruk asli, bisa dipetik dan lalu dimakan buahnya!!!

Image hosting by PhotobucketDari sekian banyak jenis jeruk, yang paling laku tentunya tangerine. Tangerine termasuk jenis jeruk mandarin (Wikipedia). Bentuknya seperti jeruk biasa dengan ukuran yang lebih kecil. Kalau lagi musimnya, jeruk-jeruk ini bisa manis banget. Bisa ketagihan makannya, terus dan terus, tidak berhenti sampai habis.

Sebelum libur panjang di akhir minggu kemarin, saya pergi ke Giant untuk belanja bahan-bahan pengisi kulkas. Niatnya hanya akan beli bauh apel dan jeruk sunkist, serta beberapa sayuran. Tapi demi melihat tumpukan tangerine yang dikerubuti orang-orang dari segala generasi, tergoda juga untuk beli tangerine. Harganya juga murah. Mulailah saya lihat-lihat celah untuk menyusup di tengah-tengah kerumunan orang. Tidak ada! Gila, mereka memilih-milih jeruk dan memenuhi kantong demi kantong seakan besok jeruk-jeruk itu lenyap dari muka bumi. Ah, sudahlah, saya menyerah. Tidak jadi beli tangerine, dan melanjutkan belanja yang lainnya.
Sebelum pulang, saya intip lagi tempat si tangerine tadi. Sudah sepi! Walaupun jeruknya sudah tidak sebanyak tadi, tapi saya tetap memilih milih jeruk yang kondisinya masih baik. Banyak jeruk yang sudah bonyok, dan airnya membasahi jeruk-jeruk lainnya. Bahkan lantai disekitarnya jadi lengket-lengket di sepatu.

Perjuangan membawa hasil. Saya pun membawa pulang setengah kilo tangerine.
What?! Cuman setengah kilo?!
Iya. Habisnya saya belanja sendirian, dan masih harus mengangkut semua belanjaan itu sendirian. Lagipula kan sudah ada buah apel dan jeruk sunkist. Berat euy.

Di rumah,
Sayang, tadi gw beli jeruk mandarin!
Berapaan?
Lagi murah, kok. Orang-orang pada berebut milihnya, beli berkantong-kantong. Gw nunggu sepi dulu, baru milih.
Udah bonyok-bonyok dong?
Banyak sih, tapi gw kan gak milih yang bonyok. Masih banyak yang bagus-bagus juga.
Mana, mau dong!
Nih! (Sambil nunjukin tangerine yang masih dalam kantong)
Hah! Cuman beli segitu??!!
#$%&!?
Yeeee... berat tauk!
.....

Picture from: http://www.uhhealthsmart.com

Wednesday, February 1, 2006

Selamat Tahun Baru (lagi)

ahh... long time no post... ^_^ Long wiken, jadi ya sibuk terus. Padahal gak kemana-mana sih, tapi sang kompie dipake oleh sang suami untuk kerjaannya. Jadi ya otomatis gak punya akses internet dong. Email aja gak dicek sampai 2 hari. Hebatnya gak ada juga yang kirim email. Sedih. Untung saya langganan komik Garfield yang dikirim setiap hari lewat email. Setidaknya setiap hari saya cek email akan ada email baru laah. Tapi ada efek baiknya juga, rumah jadi bersih, cucian gak numpuk, setrikaan juga ga numpuk, rajin masak, dan bikin cemilan.

So, ngapain aja seminggu ini?
Not much. Kan saya udah bilang saya banyakan di rumah saja. Gak kemana-mana. Biar begitu sebenarnya banyak cerita yang ingin saya tulis di blog ini. Ntar deh, saya rangkai dulu kata-katanya... hehe...

Oya, Gong Xi Fat Choi! Chinese New Year kan?
Dan juga, Muharam Mubarak! Tahun Baru Hijriyah kan?