Saturday, December 15, 2007

Mani-Pedi


Akhirnya saya merasakan manicure-pedicure. Layanan yang memanjakan diri sendiri ini memang belum pernah saya coba sampai seminggu yang lalu.

*Ya ampuuunn... kemana aja neenngg...??*

Yah begitulah, saya memang bukan perempuan yang suka dengan berbagai layanan yang memanjakan diri seperti itu. Well, suka sih, tapi lebih terbentur dengan masalah biayanya. Rasanya gak rela kalau harus mengeluarkan uang yang bagi saya tidak sedikit hanya untuk 'nyalon'. Kalau hanya potong rambut sih masih saya jabani, sejauh-jauhnya creambath lah. Itupun paling hanya setahun sekali. Oya, yang sempat agak rutin itu facial. Tapi itu pun karena kebutuhan wajah yang agak bermasalah ini. Well, itu cerita lain. Sekarang cerita manicure-pedicure aja dulu.

Suatu pagi di hari sabtu, tiba-tiba semangat olahraga saya dan suami muncul. Dimulai dengan acara senam pagi (SKJ) dengan instruktur dari VCD senam SKJ.

Intermezzo: Rencananya VCD ini akan kami copy untuk dibawa ke Singapura. Maksudnya sih biar bisa rutin senam pagi sambil menghafalkan SKJ terbaru (sussyyaaah bo'!). Hari gini pasti jarang banget ada orang dewasa yang hafal SKJ terbaru kan? Yang sangat mungkin hafal SKJ adalah anak-anak sekolah yang masih rutin SKJ di pelajaran olahraganya. Nah, kami bermaksud jadi orang dewasa yang hafal SKJ terbaru... hakhakhak... Niat dulu boleh dooonggg...

Anyway.. selesai senam, masih pengen olahraga. Akhirnya kami memutuskan untuk lari di
SORGA... singkatan dari Sarana Olahraga Ganesha. *Keren banget nih singkatan, kesannya gw mau lari-lari di akhirat...* Selesai olahraga memang badan jadi enak. Rasanya ringaaann banget. Nah, tiba-tiba saja muncul keinginan untuk memanjakan diri. Awalnya mau potong rambut plus creambath saja. Tapi kakak ipar mau ikut untuk luluran, mani-pedi, potong, creambath, dll (ini kasus yang bertahun-tahun di negeri orang, lalu saat pulang kampung mencari segala bentuk layanan perawatan diri). Jadilah saya juga tergoda untuk mencoba mani-pedi. Dan akhirnya saya pun merasakan mani-pedi saya untuk pertama kalinya.

Kesan-kesan? Hmm... asik juga. Kuku dan jari-jari jadi serasa bersiiiih banget. Ya emang jadi bersih sih, tapi yang jelas kuku dan jari saya jadi bagus. Nampak terawat lah. Pada saat itulah saya menyadari bahwa memang beda bentuk jari dan kuku yang tersentuh mani-pedi secara rutin dengan yang tidak. Dan saat itu juga saya menyadari efek samping mani-pedi seperti yang saya lihat di film-film itu memang benar adanya. Efek apakah itu? Efek malas melakukan pekerjaan yang 'menyiksa' jari-jari tangan dan kuku. Huahahahaha... efeknya buruk ternyata.
Satu lagi, mani-pedi makan waktu terlalu lama bagi saya. Saya keburu bosan. Inginnya cepat-cepat selesai saja.

Sudah cukup bagi saya merasakan mani-pedi. Tidak ada niat untuk mengulang lagi kecuali benar-benar dibutuhkan, misalnya kalau pecah-pecah di tumit saya jadi sangat parah. Tapi sepertinya disaat seperti itupun pedicure akan jadi pilihan terakhir. Sebelumnya saya akan coba dulu cara-cara konvensional lain.
Tapi paling tidak saya sudah pernah merasakan mani-pedi, jadi saya tidak penasaran lagi... ^_^

Friday, December 14, 2007

Aurel

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket


Aurel, daughter of Elvi, a friend of mine in Singapore. Aurel will soon become a big sister.

Salah satu foto yang tertunda untuk diupload gara-gara masalah HDD 40GB.

Btw, mirip christina ricci ya...? ^_^

Foto Christina Ricci dari sini.

Sunday, December 9, 2007

Link: Prosedur memperpanjang SIM


Ada tutorial bagus di blog anomali!
How-to memperpanjang SIM di polwiltabes Bandung.

Menurut beliau, perpanjangan SIM yang dilakukannya sendiri itu memakan waktu sekitar 1,5 jam dengan biaya 87,500 rupiah saja. Tanpa calo tentunya.

Kalau lewat 'jalan samping' setahu saya biayanya sekitar 150,000 rupiah (minimal). Memang kita hanya tinggal datang untuk foto saja. Tapi waktu yang kita habiskan tidak akan jauh berbeda dengan urus sendiri. Pengalaman saya sih habis sekitar 1 jam mulai sejak menunggu foto, difoto, menunggu SIM jadi, sampai menerima SIM ditangan kita.

Nah, waktu 1,5 jam untuk mengurus perpanjangan SIM bisa kita anggap wajar, bukan?

Jadi, untuk apa lagi pakai calo?

Bagaimana prosedurnya? Silahkan intip di blog anomali.

Gak sibuk yang sok sibuk

Coba lihat posting terakhir sebelum ini... Friday, October 19, 2007...
Isi postingannya pun ucapan selamat idul fitri.
Lah, ini udah hampir idul adha aja...

Maleeesss banget deh mau nulis dalam rangka mengisi blog. Yang paling males adalah memulainya. Nyalain komputer dulu, connect internet, buka blogger, ngetik... ah, perasaan panjang banget urusannya. Pernah juga udah sempet nulis dikit, tapi pas dibaca ulang kok kayaknya garing banget tulisan saya. Yang gak penting aja dicerita-ceritain. Pokoknya garing deh... dan akhirya jari menuju tombol delete. Ngeblog pun gagal.

Bersamaan dengan malesnya ngeblog, males blogwalking pun terjadi. Sampai pagi ini. Ada laptop nganggur lagi nyala, internet juga udah connect. Baca berita bosen. Download lagu bosen. Baca email gak ada yang baru. Friendster males. Akhirnya kembali ke kegiatan lama. Blogwalking. Dan ketemulah tulisan di blognya Mariskova yang berjudul Pahit. Dia bilang;

Habis ngantor, lidah pahit. Semua ide di kepala tidak bisa turun ke jari-jari saya. Saya pun tak mampu mengetik. Padahal, syarat utama ngeblog kan... ya ngetik dulu hehehehe...
Kehidupan kantor saya sih hanya begitu-begitu saja. Hari ini sibuk, besoknya sibuk-sibuk, besoknya lagi sibuk-sibuk-sibuk. Begitu saja. Memang agak kurang inspiring, but one cannot have everything in the world kan?

Yup, i'm pretty much like that right now, walaupun mungkin urusan kantor sih gak sibuk-sibuk amat. Kalo lagi sibuk ya sibuk banget... tapi kadang malah agak boring kalau sedang tidak ada kerjaan. Rasanya hidup kok monoton amat... Masalahnya blogger sepertinya jauh banget dari kantor saya, jaaaauuuuh banget malah kayaknya gak sampe-sampe kalau mau kesana (baca: koneksinya lemot, oi!)

Lalu katanya lagi,
Pesan moral saya untuk postingan kali ini adalah: terus lah menulis. Apapun yang terjadi.

Yah, akhirnya saya bukalah kevakuman tulisan saya di blog dengan postingan gak penting ini. Walaupun gak penting, tapi akan tetap saya publish juga. Mudah-mudahan setelah ini saya akan mulai ngeblog lagi ^_^

Friday, October 19, 2007

Ied Mubarak 1428H

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Wednesday, October 3, 2007

Bugs Life #3 - Lady Bug

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket


It's been a while since i post pictures for my photoblog. Remember when i told you that I lost all the data in my 40GB HDD? Well, i kind of lost interest in photoblogging since. But, hey, thank God i got them all back now. A friend of mine did quite a wonderful job recovering my data, eventhough i had to lose my 40GB storage. It's useless now. But it's nothing compare to my data.
So, enjoy the ladybug..!

Quick facts: The dots on a ladybug fade out as it gets older.

Wednesday, September 5, 2007

Halo Singapore

Back in SG...!!!

Senang, sedih, bingung, happy.... ah campur aduk deh rasa hati kembali ke negeri kecil mungil ini.

Kata pepatah, home is where the heart is.`Dulu, waktu pulang ke Indo, perasaan begini juga, sekarang balik ke SG (walaupun untuk waktu yang sebentar saja) perasaannya begini juga...

Yang jelas, mata saya gak belekan lagi, hidung saya gak upilan lagi... *halah!
Tapi kemana-mana gak nyetir lagi.

Oya, satu lagi... saya senang bisa kembali ke SG dan insya Allah bisa menjalankan ibadah puasa di SG lagi... alhamdulillah... tapi lebaran pengennya pulang mudik dong... insya Allah... ^_^

Monday, August 20, 2007

Cerita gempa

Ini cerita gempa hari rabu sekitar dua minggu yang lalu.

Malam itu saya tidur sendirian. Sudah tengah malam. Diatas tempat tidur, sambil nonton tivi dan browsing internet, laptop saya pangku. Tiba-tiba... kok berasa keleyengan ya? Saya pikir kepala saya yang agak pusing karena begadang. Tapi kok tidak hilang-hilang. Semakin lama dirasakan, malah seluruh badan saya ikutan bergetar, lalu kain korden goyang-goyang, malah ada suara-suara derak di dinding. Astaghfirullah, gempa.... ditunggu sebentar, tapi gempanya masih terasa, malah seakan-akan makin kencang. Saya sudah siap keluar kamar membangunkan ibu untuk keluar rumah waktu gempanya berhenti. Gempa tidak terasa lagi. Saya pun urung keluar kamar. Deg-degan. Mana sendirian pula. Ini bukan pengalaman saya merasakan gempa untuk pertama kalinya. Tapi ini yang paling membuat saya deg-degan.
Mumpung masih online, langsung saja saya search internet. Tapi ternyata informasi tidak beredar seinstant itu. Baru sekitar 5-10 menit kemudian saya bisa memperoleh informasi gempa melalui internet. Itupun dari situs US. Berita di detik.com baru muncul kira-kira 15-20 menit kemudian. 7,4SR, berpusat di sekitar laut Jawa bagian Jawa Barat, pada kedalaman hampir 300km. Kalau kedalamannya dangkal, mungkin sudah jadi tsunami dan efeknya akan sangat merusak.
Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa.
Hal selanjutnya yang saya lakukan adalah mematikan komputer, memberesken tas, dompet, hp, dan beberapa dokumen penting lainnya, plus harddisk yang berisi data disertasi suami saya. Semua saya jadikan satu, supaya kalau terjadi apa-apa lagi, saya siap mengungsi dan membawa barang-barang penting itu.

Alhamdulillah, tidak terjadi apa-apa lagi.

Besar juga gempanya sampai terasa begitu jelas. Jadi terbayang perasaan orang-orang di Jogja waktu terjadi gempa Mei tahun lalu. Pastinya mereka amat sangat panik. Saya bahkan tidak bisa membayangkan kepanikan mereka.

Malam itu juga saya telepon suami saya yang sedang di Madiun. Alhamdulillah tidak apa-apa. Malah beliau sedang enak tidur dan terbangun karena telepon saya.
Saya telepon mama dan adik-adik saya, syukurlah mereka juga tidak apa-apa walaupun semuanya sudah keluar rumah dan berkumpul dengan tetangga-tetangga satu kompleks.
Besoknya saya ceritakan pada ibu, tapi beliau juga tidak merasakan apa-apa. Terbangun pun tidak. Bibi di rumah juga begitu. Jadi di rumah ini cuma saya saja yang merasakannya.

Jadi terpikir, apa saya mimpi yaa..?
:p

Karena kejadian ini, secara tidak langsung saya sudah menentukan barang apa yang paling berharga untuk diselamatkan dalam keadaan darurat, yaitu dompet, hp, paspor, laptop, dan harddisk. Paling tidak untuk saat ini laptop dan harddisk jadi prioritas karena berisi disertasi suami saya yang belum disidangkan. Entah apa prioritas barang berharga saya bulan depan, atau tahun depan. :D

Saturday, August 18, 2007

English anyone?



Coba terjemahkan kalimat dalam gambar diatas kedalam bahasa Inggris.

Lalu bandingkan hasil terjemahan Anda dengan kalimat pada gambar dibawah ini. Mana yang betul?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



.
.
.
.

*sigh .... wahahahaha.... ahhh* --> bingung mau sedih atau mau ketawa...

Dari sekian banyak orang yang bekerja di Angkasa Pura sana, tidak adakah yang bisa bahasa Inggris dengan baik? Gak perlu untuk bicara cas cis cus dengan bule atau menulis makalah sepuluh halaman dalam bahasa inggris, tapi minimal untuk menuliskan pengumuman diatas dengan benar?

Location: Cengkareng International Airport

Sunday, August 12, 2007

Lihat Muatannya!



Mobilnya hanya mobil bak biasa, bukan truk. Tapi lihat muatannya!!!
Lalu bayangkan ia berbelok-belok sambil sedikit oleng ke kanan-kiri melewati jalan yang naik turun di lembang.

Only in Indonesia... and probably India, or Bangladesh, or any other so-called 'developing' country.
Whatever that means...

Pemandangan umum?
Yup!
Hanya bisa istighfar and stay away from it.

Wednesday, August 8, 2007

Thank God for every day

Setiap hari memang mempunyai kesan masing-masing bagi setiap orang.

Ada hari senin yang bagi sebagian orang identik dengan ’I don’t like Monday’, atau hari Jumat yang identik dengan ’Thank God it’s Friday (TGIF)’, atau hari Sabtu/Minggu yang berarti wiken yang dinanti-nanti.

Saya juga punya kesan tersendiri terhadap hari. Dulu, waktu masih sekolah pakai seragam, saya selalu menunggu-nunggu hari Senin. Entah kenapa, tapi saya senang sekali pergi ke sekolah. Saya bias bertemu teman-teman lagi, bermain lagi, jajan makanan sekolah lagi. Pokoknya senang pergi ke sekolah.
Biasanya setelah ujian caturwulan/semester menjelang pembagian rapor kan sudah tidak ada pelajaran lagi. Kadang-kadang diisi dengan PORAK (Pekan Olahraga Antar Kelas). Saat PORAK ini, banyak orang yang tidak datang ke sekolah. Atau kalau datang pun biasanya siang-siang. Sedangkan saya, tetap datang pagi dengan semangat empat lima mau bertemu teman-teman. Tapi begitu sampai di sekolah mendapati keadaan sepi… ya dongkol deh.
Waktu kuliah, hari Senin kurang lebih juga masih punya arti yang sama bagi saya, dengan alasan yang sedikit berbeda. Kalau dulu saya senang datang ke sekolah untuk bertemu teman-teman, saat kuliah saya senang datang ke kampus untuk bertemu teman ^_^…
Hari-hari lainnya ya sama juga… Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu… tidak ada hari yang terlalu spesial bagi saya. Wiken pun saya anggap biasa saja, hanya bedanya pada hari Minggu saya bisa main dengan teman-teman diluar sekolah.

Doooh, kok maen mulu kerjaan gw dulu ya… ?!


Selama itu saya tidak pernah tahu apa rasanya ’I don’t like Monday’, atau TGIF, atau menghargai arti sebuah wiken.

Sampai akhirnya….

Studi di Seoul.
Suasana yang benar-benar berbeda. Teman tidak sebanyak dulu, jauh dari keluarga, belajar lebih independen, dikejar-kejar deadline ini itu…. Mungkin saat itu hidup saya udah kayak robot. Datang jam 9 pagi, kerja di depan komputer, makan siang jam 12, kerja lagi, makan malam jam 6, kerja lagi, pulang jam 11 malam. Hari-hari berlalu bagai kaset yang di fast forward. Pada saat itulah saya mengerti arti ’I don’t like Monday’ dan Thank God It’s Friday’. Pada saat itu pulalah saya benar-benar menghargai arti sebuah wiken, dan menggerutu setiap ia berakhir.

Meski begitu, ada untungnya juga sih. Masa studi yang dua tahun saya lalui tanpa terasa lama. Rasanya baru mulai kuliah kemarin, tahu-tahu besok sudah ikut wisuda. Hanya sedikit menyesal tidak sempat banyak jalan-jalan jauh menikmati negeri ginseng itu. Suatu hari saya akan kesana lagi… insya Allah.

Lain dulu lain sekarang.

Dulu saya harus melalui masa dua tahun studi dengan pekerjaan dan rutinitas yang nyaris membuat saya jadi kayak robot. Hanya dua tahun, lalu semuanya selesai. Tapi sekarang… beda. Ini dunia nyata, dunia pekerjaan, yang entah kapan selesainya….malah mungkin tidak akan pernah selesai.

Membayangkan diri terjebak dalam jam rutinitas yang entah kapan berakhirnya ternyata menyeramkan. Hari lagi-lagi berlalu bagai kaset yang di fast forward. Celakanya lagi, sang wiken pun ikut-ikutan berjalan dengan kecepatan yang sama.

Hhh… dijalani saja… syukuri semuanya. Jangan banyak komplain. Alhamdulillaaah….

Mungkin saya harus menciptakan bagi diri saya sendiri, bukan hanya Thank God It’s Friday, tapi juga untuk hari-hari lainnya. Jadi ada Thank God It’s Monday (instead of I don’t like Monday), Thank God It’s Tuesday, Wednesday, Thursday,..etc

Tuesday, August 7, 2007

Life expectancy calculator

Try this! A life expectancy calculator.
All you have to do is answer some simple questions concerning your health and some habit. Then it'll estimate your lifespan.

How much you smoke, drink, and exercise and what you eat all influence how many (or few) years you have left and how much you will be able to enjoy them.

Try it!

Monday, July 30, 2007

Cat #2 - Si Meng

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket


Aaah,.. di Bandung emang banyak banget kucing. Mulai dari kucing peliharaan sampai kucing liar. Di Singapura, kayaknya kucing harus punya izin buat hidup. Jaraaang banget nemu kucing...

Sunday, July 15, 2007

Some kind of toilet sign

Ini adalah toilet sign yang paling ..... (silakan isi sendiri) yang pernah saya lihat.





Lokasi: BEMall (Bandung Electronic Mall)

Tuesday, July 10, 2007

A month recap

Aaah, kalau sudah di Bandung emang jadi malas posting. Mulai dari kendala internet (yang sebenernya sama sekali ga kendala sih...), sampai kesibukan sehari-hari yang pergi pagi pulang sore. Jadi ya lengkap lah segala alasan untuk malas posting.

Sejak balik dari Singapura, saya memang langsung sibuk. Alhamdulillah, sejak seminggu baru tiba di Bandung, saya langsung beraktifitas di kampus. Yah, kembali ke alam ceritanya, pekerjaan riset dan 'mroyek. Syukur banget langsung kerja, jadi gak bengong-bengong aja ga ada kerjaan. Tapiii.... (teuteup, pake tapi), masih belum puas main-main di Bandungnya nih. Belum sempet liat-liat Pasar Baru, Kings, atau pusat-pusat belanja lainnya. Hehehe... maklum lah, di Singapore mana kesampaian mau belanja-belanji. Mahal-mahal bo~! Di Bandung kan banyak yang murah-murah pun bagus-bagus. Masih pengen melampiaskan nafsu belanja, nih... hahaha. Tapi yah bagus juga sih langsung kerja, jadi gak sempet buang-buang duit buat belanja ^_^

Nah.. cerita Bandung. Bandung dingiiiinnn... huhuhu. Masih belum selesai nih masa penyesuaian saya dengan Bandung. Badan masih sering ga enak, sering flu dan batuk. Tidur masih sering pake sweater dan training biar hangat. Jauh banget kan sama waktu di Singapura. Di sana sih malah sering gak pake selimut. Ternyata di Bandung selimut laku keras~! :D

Di Bandung, dimana-mana lagi galian. Bikin macet. Mana sekarang lagi liburan sekolah, tambah rame deh lalu lintas Bandung. Secara emang Bandung udah sering macet saat-saat wiken. Berhubung kantor dekat dengan kebun binatang yang jadi salah satu tujuan wisata liburan sekolah, selama seminggu terakhir langganan kena macet deh saya. Plus, selama dua minggu terakhir, kampus saya itu jadi tempat pengembalian formulir SPMB yang berlanjut dengan pelaksanaan ujiannya. Hal-hal seperti ini masih oke, lah, bisa ditolerir. Tapi galian itu yang bikin bete. Dimana-mana galian. Trotoar baik-baik aja dibongkarin lagi. Entah mau diapain. Mendingan juga benerin gorong-gorong air. Sudah banyak jalan raya dan daerah yang jadi sungai lokal kalo pas hujan deras. Heran deh...

Ah, kalo balik ke negeri sendiri gini kok bawaannya komplain melulu ya..?
*Tanya ken apa*

Cerita apa lagi ya....

O iya... mau bikin pernyataan nih: saya sudah muak nonton Intan! Ampuuun deh itu sinetron satu. Sinetron kejar tayang yang ditayangkan tiap hari itu panjangnya dipanjang-panjangin. Jadi bete nontonnya. Dulu awal-awal baru sampe di Bandung masih suka saya tonton sih. Saat itu kabarnya sang sinetron sudah hampir tamat, kira-kira seminggu lagi. Ternyata oh ternyata, setelah sebulan lebih pun dia gak selesai-selesai juga. Ceritanya malah tambah rumit. Dasar sindrom sinetron rating tinggi tuh. Mumpung ratingnya tinggi, panjangin aja terus ceritanya. Jadi sebel!

Tuh kan, komplain lagi.... *sigh*

Yah, sudahlah... sekian dulu update dari saya. Sampai jumpa di update berikutnya... (halah~!)

Friday, June 1, 2007

Bandung Home Sweet Home

Aah… akhirnya sampai lagi di kota tercinta, Bandung.

Alhamdulillah perjalanan pulang dari Singapura menuju Bandung lancar-lancar saja. Pukul 12.30 siang hari Jumat lalu, tanggal 25 Mei, saya dan suami sudah siap di Pelabuhan Harbourfront. Kami berniat untuk naik kapal jam 3-an. Berhubung hari Jumat, kami datang lebih awal ke pelabuhan supaya Ridho sempat jumatan dulu di mesjid terdekat. Tiba di pelabuhan, kami langsung membeli tiket ke Harbour Bay, Batu Ampar, Batam. Kami tidak menuju Batam Center karena kebetulan adik saya tinggal di Batu Ampar dan kami memang bermaksud untuk mengunjunginya dulu.

Sekitar jam 1 siang, sudah berkumpul teman-teman grup pengajian di Banquet Harbourfront. Ceritanya sih...mau mengantar saya sambil ngocok arisan. Eh, atau kebalik ya..? Ngocok arisan sambil nganter saya…?? Hehehe… Yang jelas senang banget deh, sampai diantar teman-teman ke pelabuhan begitu… tapi air mata jadi tidak tertahan…. Huhuhu…. Hiks..
Terimakasih ya teman-teman semua… semoga kita segera bertemu lagi… amiiin…

Kami baru sekali ini menuju Batam merapat di Harbour Bay. Wuiihh… kapalnya kenceng banget lhoo… 40 menit saja! Pelabuhannya juga bagus. Kecil sih, tidak sebesar Batam center, tapi rapi. Gak kapok deh kesana. Lebih dekat ke kota (Nagoya), walaupun sedikit lebih jauh ke Airport Hang Nadim. Tapi ongkos taksi Harbour Bay - Hang Nadim sama saja dengan Batam Center – Hang Nadim, 70ribu rupiah. Dan, ada adik saya yang rumahnya tepat disebelah pelabuhan. Jadi gak repot deh.
Setelah ngadem di rumah adik saya, kita makan sup ikan Yong Kee yang katanya terkenal itu. Ternyata memang enak kok… Habis makan langsung menuju airport untuk naik pesawat Garuda Citilink jam 18.20.

Sekitar jam 5 kami sampai di Hang Nadim, langsung cek in barang. Kami kan judulnya pulang kampung habis, pastinya barang-barang banyak banget dong. Tapi karena di tiket tertera bagasi 30kg per orang, jadi kami agak santai. Ternyata oh ternyata, si mba cek in bilang bagasinya hanya 20kg per orang. Yang di tiket itu salah ketik. Huh, jadinya kami overweight sampai 17kg. Untungnya dikorting suruh bayar hanya 10kg saja dengan harga 11ribu/kg. Langsung teringat, kalau di Singapura pasti barang-barang kami lolos semua karena memang di tiket tertera 30kg/orang. Kalau salah ketik sih salah mereka, bukan salah kami. Tapi yaaa… ini bukan di Singapura. Saat itu kami sudah kembali ke negara tercinta, Indonesia. Gak bisa protes deh…. Bayar sajalah, 110ribu rupiah (plus tax 10%).
Jadwal penerbangan yang ditunda sudah kami antisipasi. Persiapan kami penerbangan ditunda sampai 1 jam. Tapi untungnya hanya ditunda 30 menit saja. Jadi kami tidak terlalu lama menunggu, dan adik saya juga bisa segera pulang lagi ke rumahnya. Thanks, ya Sis!

Alhamdulillah, menjelang jam 9 malam pesawat kami mendarat dengan selamat di Husein Sastranegara, Bandung. Airport Bandung kan kecil, jadi tidak ada belalai dari pesawat ke lounge. Penumpang pesawat harus turun dari pesawat langsung di bandaranya. Begitu turun, terasa angina Bandung yang dingin…wuiiii sejuuuk deh. Tapi begitu bertemu ayah saya, kata beliau saat itu justru Bandung sedang panas. Weeks... apa karena saya yang sudah terbiasa dengan udara panas Singapura sehingga Bandung terasa sangat dingin…hehehe.

Ternyata Bandung memang dingin bagi saya. Sejak hari ketiga sampai di Bandung, saya pilek. Sampai sekarang pun masih pilek. Mungkin kaget dengan pergantian cuaca. Yah mudah-mudahan akan segera sembuh dan terbiasa lagi dengan cuaca di Bandung, kota tercinta.

Aah, saya agak merindukan Singapura…miss you all, friends!

Alhamdulillah mulai minggu depan sudah ada kesibukan rutin… back to campus!! Woohooo….!!!

Wednesday, May 23, 2007

All my bags are packed i'm ready to go...

Akhirnya...

Setelah tertahan di persimpangan, kami sudah memutuskan jalan mana yang akan kami tempuh.

Tugas kami di negeri kecil mungil ini sudah selesai. Paling tidak untuk saat ini. Entah apa yang menanti kami selanjutnya. Mungkin saja kami akan kembali untuk menetap di negeri yang internetnya kencang ini. Tapi, semua masih jadi rahasia-Nya.

Terima kasih pada teman-teman di Singapura, untuk pertemanan, pengalaman, dan saling berbagi yang tidak pernah putus. Mudah-mudahan tali silaturahim kita tetap terjaga.

***

"Yang, this is the most annoying part of staying abroad and then going back home: packing stuffs!"

Akhirnya jam 4.30 tadi barang-barang yang sudah kami pak dalam kardus dijemput oleh jasa kurir untuk dikirim ke Bandung. Lumayan juga, banyaknya tujuh kardus. Padahal hidup cuman berdua... :P. Sisanya kami bawa dalam koper dengan memaksimalkan bagasi pesawat... mudah-mudahan nanti para petugas cek-in pesawat baik-baik supaya kami gak kena denda kalau bagasi kami kelebihan.... amiiin.


Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Rencana pulang agak dadakan. Jadinya masih ada tempat-tempat yang ingin saya kunjungi di Singapura ini yang masih belum kesampaian. Yah, sudahlah. Apa mau dikata. Semoga ada kesempatan di lain waktu.

Bye bye Singapore!
Segala suka duka hidup di Singapura akan selalu jadi kenangan manis bagi kami.
Bye bye friends!
Until we meet again....

Wednesday, May 16, 2007

I love you, neighbor

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

... my neighbor is making a rhythm for my life...

Tuesday, May 15, 2007

Sekoran rame-rame

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketSebagian penduduk Singapura mengandalkan MRT sebagai sarana transportasi utama mereka. Mondar-mandir rumah-kantor, jadi komuter sejati setiap hari kerja. Biasanya MRT jadi pilihan mereka yang jarak rumah dan kantornya cukup jauh. Memang ongkosnya sedikit lebih mahal daripada ongkos bis, tapi untuk masa-masa rush hour rasanya naik MRT cukup worth it untuk menghemat waktu perjalanan. Yah setidaknya terbebas dari resiko kemacetan pada jam-jam sibuk, walaupun belum tentu terbebas dari kemungkinan berdiri di MRT sepanjang jalan.

Macam-macam dilakukan orang dalam MRT selama perjalanan mereka. Disamping mereka yang hanya bengong, ada orang yang dengar musik, ada yang tidur, ada yang ngobrol di telepon, ada yang ngobrol sama temannya, ada yang main game, ada yang main laptop, ada juga yang baca buku dan koran.

Saya sering kali menemukan satu koran dibaca rame-rame di MRT atau di bus. Jadi, ada satu orang saja yang punya koran dan ia membacanya. Lalu orang yang duduk kanan-kiri dia ikutan baca secara curi-curi lihat. Lalu orang yang duduk didepannya juga ikutan baca halaman belakang dari koran itu. Pokoknya orang-orang sekitar si pemilik koran, kalau berkesempatan ikutan baca, ya ikutan baca deh mereka... :P Malah saya pernah lihat orang yang secara sengaja meminjam koran yang kebetulan sedang tidak dibaca oleh pemiliknya untuk dia baca.

Pernah juga saya lihat orang sedang baca koran di bus. Di sekitarnya ada lima orang: satu orang berdiri di sampingnya, dua orang berdiri di belakangnya; kemudian satu orang duduk disebelahnya, dan 2 orang duduk di kursi seberang, berhadapan langsung dengannya. Semua orang ini membaca satu koran yang sama. Lucu sekali melihatnya... Kira-kira risih gak yah kalau jadi si pemilik koran itu? Lagi enak-enak baca, tiba-tiba banyak kepala menjulur dari segala penjuru untuk ikut membaca. Mau balik halaman gak enak, gak balik halaman tapi ngapain melototin halaman yang sama terus menerus... Kalau cuman satu atau dua orang yang ikutan baca sih oke lah... tapi kalo seramai itu... mungkin saya akan merasa risih... :P

Dipikir-pikir, hebat juga semangat baca berita dari orang-orang ini. Gak punya koran, sekoran rame-rame pun jadi. Tapi kira-kira yang dibaca berita apa ya? Berita pembangunan, politik, ekonomi... atau berita gosip seleb? Saya gak tahu, lha wong saya kan gak ikutan baca koran orang... :D

Monday, May 14, 2007

The New Rulers of The World, a special report by John Pilger

John Pilger (wikipedia)

Pilger's career in journalism began in 1958, and he has developed his reputation through both his reporting and the various books and documentary films that he has written or produced. He is best known in Britain for his investigative documentaries, particularly those on Cambodia and East Timor. He has acted as a war correspondent during conflicts in Vietnam, Cambodia, Egypt, India, Bangladesh and Biafra. In all of his work, Pilger has been a prominent and fervent critic of Western foreign policy. He is particularly opposed to many aspects of American foreign policy, which he regards as being driven by a largely imperialist agenda.

The new rulers of the world (wikipedia)
The New Rulers of the World was a 2001-2002 documentary film produced, written and presented by John Pilger on the consequences of globalisation, taking Indonesia as the primary example of the serious problems with the new globalization. The film was directed by Alan Lowery and produced by Carlton International Media Ltd.

Links to The New Rulers of The World (YouTube)
The New Rulers of The World, part 1 of 7
The New Rulers of The World, part 2 of 7
The New Rulers of The World, part 3 of 7
The New Rulers of The World, part 4 of 7
The New Rulers of The World, part 5 of 7
The New Rulers of The World, part 6 of 7
The New Rulers of The World, part 7 of 7

Monday, April 30, 2007

Interpersonal Intelligence Rate

Your Interpersonal Intelligence Score: 66%

Your Interpersonal Intelligence is High

You are definitely a "people person." You enjoy spending time with others.
You instinctively understand people, and you are both a good counsellor and mediator.
However, there are definitely times when you've had enough. And that's when you cherish being alone.

Thursday, April 26, 2007

Kantong Plastik 10¢

Setiap saya selesai bertugas di belahan timur pulau imut ini, saya menyempatkan diri untuk mampir ke supermarket di mal whitesand jika ada kebutuhan yang harus dibeli. Kemarin pun niatnya begitu. Tapi urung.

Saya baru ingat, sejak seminggu yang lalu, setiap hari rabu supermarket itu tidak menyediakan kantong plastik belanjaan. Pelanggan yang berbelanja disana akan dikenakan (kalau tidak salah) 10¢ untuk setiap kantong plastik belanjaannya. Ah, gagal deh saya belanja. Lha wong saya gak bawa kantong apapun, tas yang saya pakai pun tas kecil, jadi tidak muat diisi macam-macam.

Agak kesal juga sih, belanja kok kantong plastiknya masih dikenakan bayaran lagi. Tapi, memang ini adalah salah satu cara untuk menekan penggunaan kantong plastik yang tidak ramah lingkungan itu. Di Amerika belanjaan dibungkus dengan kantong kertas. Swalayan grosir M***o di Indonesia juga tidak menyediakan kantong plastik pembungkus belanjaan. Waktu saya di Seoul juga sempat merasakan bayar kantong plastik di supermarket yang paling dekat dengan rumah.

Mulai sekarang saya harus selalu menyediakan tas belanja sendiri. Kalau tidak, ya siap-siap bayar 10¢ per kantong plastik.

Efek sampingnya adalah, akan ada saat dimana saya kekurangan kantong plastik untuk membuang sampah. Pada saat itu sepertinya saya harus membeli plastik khusus untuk buang sampah...

Kemarin gak jadi belanja, ya hari ini saja deh. Hari ini kan gak harus bayar plastik... ^_^

Wednesday, April 18, 2007

I luv youuu...

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

*sigh...*

Monday, April 16, 2007

Arti sebuah kesan pertama

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketKalau saya mendengar frase 'kesan pertama', yang langsung terlintas dalam pikiran saya adalah 'Don't judge a book by its cover'.

Dulu, saya termasuk orang yang seringkali termakan kesan pertama. Kalau ketemu orang baru, otak saya langsung menilai macam-macam atas si orang ini, dan biasanya penilaian pertama tuh negatif (kalau positif sih, boleh doong). "Sepertinya dia orangnya bla bla bla...", atau "Kayaknya dia agak nyebelin deh...". Bukan hanya pada orang, tapi pada hal-hal lain juga, misalnya pada makanan.

Untuk makanan biasanya saya menilai berdasarkan penampakannya. Penampakan tidak cantik, saya langsung malas makannya, bahkan untuk mencoba pun malas. Padahal belum tentu tidak enak. Atau sebaliknya, penampakan menggugah selera tapi rasanya belum tentu enak (ini kasus yang sering terjadi di Singapura sini).

Untungnya sekarang saya sudah belajar. Saya membiasakan diri untuk tidak membuat 'premature judgement' (halaahh.. istilah gw, sok tau banget yaaa.. :p ). Saya tahu membuat penilaian berdasarkan kesan pertama itu sering kali menyesatkan. Sudahlah menyesatkan, penilaian itu juga akan mempengaruhi cara pandang. Tidak lagi objektif, malah jadi subjektif. Semau gw aja, geetooo...

Soal kesan pertama, saya juga sering jadi korban. Bukan korban sih, maksudnya objek penderita, gitu. Orang-orang yang baru kenal dengan saya biasanya akan menilai saya sebagai orang yang judes dan jaim (jaga image, katanya). Malah ada yang menilai saya sombong. Duh...
Saya sih bukannya judes, tapi memang kalau kenal dengan orang baru, saya akan lebih banyak diam dan observasi (hakhakhakhak...:D ). Sebabnya, saya takut menyinggung perasaan orang yang baru saya kenal hanya karena ada salah paham dalam obrolan. Jadi, saya lebih banyak diam saja, bicara seperlunya, tanpa ada becandaan atau ledek-ledekan sambil humor. Tapi setelah kenal lama, sudah sering ngobrol, sudah mulai tahu adat-adatnya... biasanya kesan pertama bahwa saya judes itu akan berubah setaus delapan puluh derajat. Dan komentar yang muncul begini: "huh, kirain loe tuh orangnya alim, jaim, gak banyak omong... ternyata bocor juga!!"

Hahahaha....

Maaf ya teman-teman, kalau sampai ada yang merasakan ke-'judes'-an saya... beneran, itu bukan judes kok.... :D

Sunday, April 15, 2007

New sms from +65833xxxxx

New message!

15.04.07 22:31
+65-833xxxxx
Hi guys, this is my new number. so catet n simpen baik2yee... ;)

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Ieu teh saha, sih?
Begimana mo nyimpen di phonebook... lha wong namanya gak ada..???
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Wednesday, April 4, 2007

Berkibarlah jemuranku

Sejak saat tiba di Singapore dan berkesempatan jalan-jalan kesan kemari, kesan saya adalah Singapura ini negara yang penuh dengan jemuran.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketUmumnya di gedung-gedung HDB, jemuran adalah pemandangan yang amat sangat wajar ditemui. Baik itu dibagian depan gedung ataupun di belakang gedung. Untuk menjemur kain digunakan batang bambu panjang yang dimasukkan dalam lubang pipa yang tertanam di dinding.

Panjang bambu yang digunakan bermacam-macam. Setahu saya, yang paling panjang kira-kira tiga meteran. Saya pikir cara menjemur seperti ini merupakan ide brilian untuk rumah susun yang jelas-jelas ruangnya sangat terbatas. Dengan menjorokkan batang bambu sebagai tiang jemuran, semua orang bisa mendapatkan sinar matahari bagi jemurannya.

Tapi ide brilian ini bukannya bebas dari masalah.

Masalah pertama: soal keamanan.
Bayangkan saja, pada bambu sepanjang tiga meter itu akan digantungkan kain-kain basah yang baru dicuci. Yah, memang sepanjang tiga meter itu paling hanya cukup diisi maksimal 5 helai baju orang dewasa, itupun sudah himpit-himpitan. Tapi, beratnya lumayan lho! Kemudian bambu yang sudah berat itu akan dijorokkan keluar jendela dengan cara dipegang bagian pangkalnya. Nah, sekarang bayangkan berapa beban yang harus ditahan pada saat itu sampai pangkal bambu dimasukkan kedalam lubang penahannya. Kalau pegangan dan pijakan kaki tidak cukup kuat menahan beban, bambu itu bisa jatuh keluar jendela, atau malah orangnya yang jatuh. Hal ini tentunya akan sangat berbahaya. Kalau bambu yang jatuh menimpa orang yang kebetulan sedang berjalan di bawah blok, bagaimana? Sudah terjadi beberapa kasus seperti ini. Bahkan mungkin ada yang sampai meninggal.
Tapi jangan khawatir, biasanya orang yang menjemur dengan cara ini bisa mengukur berapa besar beban yang mampu ditahannya. Dan seiring dengan seringnya melakukan hal ini, orang tersebut akan makin mahir.

Masalah kedua: breeding dengue.
Lubang-lubang penahan tiang bambu bisa jadi sarang nyamuk. Makanya, disini diharuskan lubang-lubang tersebut ditutup supaya kalau hujan airnya tidak masuk dan menggenangi lubang. Tahu kan, kalau air yang tergenang bisa jadi sarang nyamuk demam berdarah.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketMasalah ketiga: toleransi bertetangga.
Kenapa ini jadi masalah? Karena sangat mungkin jemuran tetangga diatas rumah kita menetes-netes membasahi jemuran kita. Yah, berbaik sangka saja, mungkin tetangga diatas tidak punya mesin cuci, jadi kain-kain basahnya tidak bisa di spin untuk mengurangi kandungan airnya. Akibatnya, ya netes-netes deh ke jemuran kita. Berharap saja, mudah-mudahan kainnya gak ada yang luntur, supaya tetesannya gak melunturi jemuran kita juga.... dan mudah-mudahan dia cukup sadar untuk tidak menjemur kain pel basah.

Ternyata menjemur dengan cara ini membuat saya ketagihan menjemur kain. Kok bisa? Iya, saya sering geregetan kalo liat sinar matahari bersinar dengan cerah ceria. Bawaannya pengen jemuuuur aja. Saya senang sih lihat kain-kain cucian saya berkibar tertiup angin dan cepat kering... hehehe.
Tapi kalau lagi menjemur tiba-tiba hujan, kalang kabut deh mengangkatnya... harus hati-hati pula, kan?!

I think i'm going to miss this when i get back to Indonesia. ^_^

Monday, April 2, 2007

Penyakit gara-gara gadget

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketDi jaman semaju sekarang ini, gadget sudah jadi barang umum yang dimiliki hampir setiap orang. Handphone, PDA, iPod, Playstation, gameboy, mp3-player sudah menjadi tentengan sehari-hari bagi segelintir orang. Masalahnya, yang disebut 'segelintir' disini ternyata cukup untuk mempopulerkan jenis-jenis penyakit baru akibat gadget tersebut.

Saya baru baca di detik.com tadi siang beberapa jenis penyakit yang dimaksud. Diantaranya adalah keram jempol. Yak, betul! keram jempol ternyata jadi penyakit bagi para pengguna aktif sarana sms di handphone. Dulu waktu handphone baru ngetrend saya juga sempat sih merasakan keram jempol. Tapi itu dulu, dan frekuensi saya ber-sms ria tidak cukup untuk dikategorikan sebagai 'kecanduan sms'. Yah, gimana mau kecanduan, lha wong saya gak punya temen yang sama-sama rajin ber-sms ria kok. Pacar juga dulu belum punya. Tapi ada bagusnya juga, jatah pulsa saya cukup awet tanpa tergunakan sia-sia dengan sms gak penting. Kalo ada perlu sama teman tinggal telepon saja dari telepon rumah... hahahaha...

Nah, ada satu penyakit lagi yang cukup membuat saya kaget. Namanya Brain Fog. Dari artikel di detik.com itu disebutkan bahwa brain fog ini adalah salah satu akibat dari seringnya seseorang ber-multitasking. Contohnya, kadang ada orang yang sementara handphone nempel di kuping, tangan kanan sibuk di mouse browsing internet, tangan kiri sibuk memegang gelas kopi, dan mulut sibuk bicara di handphone bergantian dengan menyeruput kopi. Atau contoh lain, sementara di satu kupingnya tercolok earphone iPod, tangan dan matanya sibuk main portable-playstation, pada saat yang sama ia juga mencoba ngobrol dengan temannya. Contoh lainnya lagi, seorang cewek yang sedang nyetir mobil sambil ngobrol di handphone, dan pada saat yang sama berusaha memasang eyeliner di matanya (*kayak adegan film hollywood amat*).

Multi-tasking sebagai salah satu penyebab penyakit brain fog inilah yang mengejutkan saya. Mengingat bahwa pada umumnya wanita mempunyai kemampuan multi-tasking, dan sangat tidak jarang wanita memang dituntut untuk mampu multi-tasking, berarti sangat besar kemungkinan wanita terkena brain fog. Definisi brain fog menurut Wikipedia begini:

Brain fog is a symptom experienced by many people who suffer from Chronic Fatigue Syndrome (CFIDS) and fibromyalgia.

It involves episodes of cognitive dysfunction or confused thinking. Brain fog is associated with forgetfulness, losing one's train of thought, and the inability to remember the correct words when speaking or writing. Frequently in severe CFIDs, it is a depletion of brain chemicals called neurotransmitters that can give rise to brain fog.

Brain fog is so named because the sufferer can feel like a cloud literally surrounds him or her that reduces the speed at which things can be recognized or clearly seen. Brain fog causes forgetfulness, and promotes feelings of detachment, discouragement and depression.

Jadi efek-efek yang timbul akibat brain fog diantaranya adalah cepat pikun, mudah kehilangan konsentrasi, dan seringkali lupa suatu kata pada saat sedang berbicara atau menulis.

Errr... gejala yang terakhir itu kok pernah saya alami yaa..
Duh, apa mungkin sekarang-sekarang ini otak saya sudah mulai berkabut? Tapi saya gak punya banyak gadget kok, beneran! Tapi multi-tasking sih kayaknya sering deh...

Rupanya kemampuan multi-tasking tidak sepenuhnya suatu hal yang baik. Well, baik sih, tapi ternyata ada efek sampinya juga.
Jadi sekarang, bagaimana cara mencegahnya? Apa saya harus mulai menghentikan kemampuan multi-tasking saya?

Beruntunglah suamiku yang kemampuan multi-taskingnya minim...

Saturday, March 31, 2007

While living in Singapore

While living in Singapore, I want to do / go to / see :

1. Sentosa Island
a. Watch the Musical Fountain (the new one, called 'Song of the Sea')
b. Ride the cable car
c. Ride the monorail train
d. See the giant merlion
2. Night Safari
3. Singapore Zoo
4. Jurong Bird Park
5. Pulau Ubin
6. Singapore Science Centre
7. See the Esplanade Theatre & the Merlion Park
8. Firework show

Tuesday, March 27, 2007

Cerita sebelum tidur

Akhirnya saya melakukannya lagi.

Mendengarkan musik menjelang tidur, sampai ketiduran.

Beberapa malam terakhir si insomnia kembali lagi mengunjungi saya. Tahu tidak rasanya sudah siap tidur, lampu sudah dimatikan, selimut sudah dipakai, tapi mata ini ngotot gak mau merem? Hanya bisa berbaring, guling kanan, guling kiri, terlentang, telungkup, sampai akhirnya memandang sirik pada sosok yang tertidur pulas di samping.

Gimana caranya supaya bisa cepat ngantuk dan kemudian tidur?

Pilihan pertama.
Menyalakan komputer dan browsing internet sampai bosan. Berharap tidak lama kemudian mata ini akan lelah dan akhirnya ngantuk hingga saya bisa tidur.
One problem. Suami sudah tidur. Cahaya terang dari monitor 17in akan cukup signifikan menerangi kamar yang sudah gelap dan berpotensi membuatnya terbangun lagi. Tidak hanya itu, suara klik dari mouse dan ketak-ketik kibor juga akan mengganggu ketenangan tidurnya.
So, no. Main komputer bukan pilihan bagus. At this point, saya berharap punya laptop sekecil Vaio dengan batre yang sangat tahan lama, supaya bisa saya mainkan di tempat tidur tanpa mengganggu suami yang sudah tidur.

Pilihan kedua.
Baca buku. Sebenarnya cara ini terbukti cara paling cepat membuat saya ketiduran. Hanya saja harus dilakukan sambil tiduran dan tentunya lampu yang menyala terang. Lah, gimana mau baca kalau tidak ada pencahayaan yang cukup? Menyalakan lampu sama saja dengan membangunkan suami.
Again, no. Baca buku juga bukan pilihan bagus. Mungkin saya harus membeli lampu sorot kecil yang diikatkan di kepala seperti yang digunakan para penambang.

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketPilihan ketiga.
Mendengarkan musik. Saya hampir lupa ada pilihan yang ketiga ini. Ya, mendengarkan musik/radio dari mp3-player mungil saya. Cocok sekali. Tidak perlu lampu, tidak perlu pengeras suara karena cukup dengan menggunakan ear phone saja. Suami tidak terganggu, saya pun tenang. Cara ini sering saya lakukan dulu, kira-kira 3 tahun yang lalu. Bedanya, dulu saya memakai cd player. Sekitar 1 jam paling lama saya sudah akan ketiduran.
Ah, senangnya, mungkin sebentar lagi saya bisa tidur. Begitu pikir saya.

Tapi tadi malam, saya salah. Jam 12 saya beranjak ke tempat tidur, jam 1 menyolokkan ear phone ke telinga untuk mendengarkan radio/musik, jam 3 saya masih melek juga. Terakhir yang saya ingat jam menunjukkan pukul 4. Setelah itu saya tidak ingat lagi.

*sigh*
Apa sekarang cara mendengarkan musik ini sudah mulai tidak mempan untuk insomnia saya?

Monday, March 26, 2007

Intersection

Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketSo this is it
We finally got here, the intersection...

Alhamdulillah, we've finished one thing
It's time to do the next one

But... choices...
This or that ... here or there

Anyway,... just so you know, hon,
Whether we're spoiled by choices
or even if we don't have any choice at all
I'll always be right here, beside you..

May Allah swt blesses us with what is best for us.
Amiinn.

Tuesday, March 20, 2007

D**N

What would you do, if your external harddisk, -- a 40GB worth of your data containing mostly pictures from every events and every places you visited for the last 5 years; your wedding pictures and video files; more than 1000 of MP3 files; some of your work data; miscellaneous files like your resume, ebook files, etc --, has suddenly stopped working?!

I'm still in shock, don't know how to react.
There is not so much important files in the harddisk, but still...

#&%*#?!!

Monday, March 19, 2007

Katro?

Uhm, sebenarnya sudah sejak lama saya dengar istilah katro. Kebanyakan saya baca di blog teman-teman. Dan sesering itu pulalah saya selalu bertanya, paling tidak pada diri saya sendiri, "Katro itu apaan seeehh..??"

Apa saya kurang apdet dengan bahasa gaul di tanah air?

Yaelah, cuman tinggal di Singapur doang yang masih bisa dapat siaran tivi Indon hanya dengan antena dalam, bisa telepon sms chatting setiap saat dengan teman-teman dan kerabat di tanah air, masak 'katro' doang gak tau?

Itu kata suara di kepala saya.

Jadi saya belum pernah nanya apa artinya katro.
Dan sampai sekarang saya tetap tidak tahu apa artinya katro.

Nah, sekarang saya bertanya pada teman-teman semua....
Katro itu apa sih?

Part of beauty

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Di semua bahasa, semua warna
Kupahami kata yang kau ukir indah
(On the breath of an angel - Anggun)

Monday, March 12, 2007

Alone

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

I'm here give me a glance, I've been following you like a shadow
this is how I spend my time dreaming about our days tomorrow
another day has gone by, another moon, another sun
I can't wait for you my love
don't want to do any harm, just try to get to your attention
(Want you to want me - Anggun)

Tuesday, February 13, 2007

UDD and SDD

This is interesting to me.

Elevators in some HDB complex here in Singapore are equipped with a UDD, Urine Detection Device. There is a sign inside the elevator saying so although you cannot see what the device looks like. Even so, there is a picture of camera on the sign. It makes me wonder whether the device is actually a camera? Or is it some kind of a device which detect the chemical compound of urine?

Whatever the device looks like, it's there to scare people not to urinate in an elevator. That means, there were people who used to urinate in an elevator, or maybe they still do? (I just can't imagine who would do such thing).

Photobucket - Video and Image HostingAnyway, I think there is just one more thing that an elevator in Singapore need to be equipped with. An SDD, Saliva Detection Device. Why? Because i used to find saliva on the floor of an elevator. Sometimes I even see a person spitting in an elevator. He/she does that 'kak phui' thing without feeling guilt. Why can't they hold it for a while and do it after they get off the elevator?

Eeeww, i really hate to see saliva on the floor of an elevator.


N.B: Kok postingnya in English? Gak ada alasan khusus, lagi pingin aja... hehehe.

Saturday, February 10, 2007

Uang permen

Masih ingat tidak, jamannya uang receh 25 rupiah masih jadi uang jajan anak sekolah di SD? Dengan uang 25 rupiah itu kita bisa dapat sebuah permen. Pada jaman itu, sebuah permen senilai 25 rupiah bisa jadi kembalian di supermarket-supermarket. Fenomena seperti ini dulu sempat jadi trend sesaat, sampai akhirnya diprotes banyak orang. Ibu saya termasuk yang sering protes. Beliau tidak mau terima kembalian permen, selalu minta dalam bentuk uang. 'Bayar pake duit, kembaliannya kok permen? Empat kali kembalian 25 perak kan jadi seratus rupiah.'

Dulu saya tidak ambil pusing dengan masalah seperti itu. Yah, anggap saja beli permen untuk kita makan. Jadi saya tidak terlalu mengerti kenapa ibu saya sering protes pada petugas kasir di supermarket tentang hal ini.

Photobucket - Video and Image HostingDi Singapura, kalau kita bayar tunai, harga yang harus dibayar saat berbelanja di supermarket sudah dibulatkan dalam pecahan uang terkecil dan pembulatannya menguntungkan si pembeli. Misalnya, kalau belanja $9.99 akan dibulatkan menjadi $9.95. Tapi kalau bayar dengan debit/credit card tidak ada pembulatan.
Nah, waktu pulang ke Indonesia terakhir kali kemarin, saya sempat berbelanja di salah satu supermarket besar di Batam. Pada struk belanja saya tertera bahwa saya seharusnya menerima kembalian sebesar 15 rupiah. Tapi mungkin nilai 15 rupiah ini sudah dianggap terlalu kecil sehingga tidak berharga. Akibatnya saya tidak menerima kembalian sebesar 15 rupiah itu. Yah, okelah. Saya maklum. Lagipula bagaimana mengembalikannya, hari gini mana ada lagi pecahan 10 rupiah, apalagi 5 rupiah. Meski begitu tetap saya agak sedikit gondok. Kenapa tidak dibulatkan untuk keuntungan pembeli saja, seperti di Singapura? Tapi yah, sudahlah.

Ternyata pengalaman seperti ini terulang lagi di Bandung. Di sebuah supermarket yang tidak sebesar supermarket pertama tadi, jumlah kembalian yang harusnya dibayarkan pada saya adalah sebesar Rp.50,-. Tapi, coba tebak apa yang terjadi? Yap, saya tidak menerima kembalian itu. Wah, kalo ini menurut saya sih keterlaluan. Pecahan 50 rupiah kan masih ada! (ada, kan?)
Waktu itu saya hanya melongo, menunggu si mbak penjaga kasir memberikan pecahan 50 rupiah. Tapi rupanya dia diam saja setelah menyerahkan struk belanja pada saya. Saya bingung. Apa hal seperti ini sudah umum di Indonesia? (mengingat saya sudah setahun lebih tidak pulang ke Indonesia). Akhirnya saya tinggal pergi saja.

Kemudian saya tanyakan pada ibu dan adik saya masalah tadi. Mereka bilang, di supermarket besar yang pertama tadi biasanya dibulatkan untuk keuntungan pembeli. Mungkin saat itu saya lagi sial saja. Untuk kasus yang kedua, seharusnya 50 rupiah masih dikembalikan. Salah saya sendiri gak minta kembaliannya... :p

Yah, pelajaran buat saya.

  • Lain kali kalau kembaliannya tidak dibayarkan, tanya sama si petugas kasir. Biarpun cuma 50 rupiah, kalau 2 kali kan udah 100 rupiah, lumayan buat ngebayar polisi cepek di U-turn.
  • Selalu simpan permen kecil dalam tas. Jadi kalau sampe dikembaliin pakai permen, saya akan menambahkan permen itu dengan permen saya sampai nilainya jadi 100 rupiah, lalu bilang pada petugas kasir, "Nih, mba/mas, saya lengkapin jadi 100, sekarang saya minta uang 100 rupiah aja sebagai kembalian."
  • Jangan malu untuk 'gak mau rugi'. Hari gini cari uang susah, oy. Coba aja tanya pada para pedagang asongan di lampu merah betapa berharganya uang walau hanya 50 rupiah.

Padahal lebih baik harga belanjaan dibulatkan keatas sampai nilai pecahan uang terkecil. Kemudian pembulatannya itu dikumpulkan oleh si supermarket sebagai sumbangan dari pembeli dan akan disalurkan kepada pihak-pihak yang berhak. Tetapi jangan lupa untuk menjelaskan hal ini pada pembeli. Saya rasa para pembeli akan lebih rela. Tul, gak?

Thursday, February 8, 2007

Water #2

Photobucket - Video and Image Hosting

Tuesday, February 6, 2007

Pengalaman 'Asyik' Pulang lewat Batam

Photobucket - Video and Image HostingSeminggu kemarin tiba-tiba saja saya dan suami berkesempatan pulang ke Bandung. Ya, memang bukan sengaja pulang untuk liburan, asli pulang tiba-tiba tanpa rencana jauh-jauh hari. Kebetulan suami ada keperluan di Jakarta selama dua hari, jadi saya ikut saja pulang. Lumayan, walau cuma seminggu (minus dua hari) tapi bisa mengurangi rasa rindu pada keluarga dan kampung halaman tercinta... Bandung... (halah!).

Alhamdulillah kami dapat tiket lumayan murah: Garuda Citilink Batam-Bandung, 700rb pp. Ternyata asik banget pulang lewat batam. Berhubung di Batam ada adik saya, jadi bisa nginap dulu kalau tidak mau buru-buru. Lalu begitu turun pesawat langsung sampai di Bandung. Biasanya kan ke Cengkareng, masih harus mikir untuk pulang ke Bandung plus melewati macetnya Jakarta. Tapi yaa, resiko penerbangan domestik, ada delay doongg! Waktu terbang Batam-Bandung, gak ada delay yang berarti, cuman 30 menitan lah, masih wajar. Tapi waktu penerbanga Bandung-Batam... eng ing eng.... 5 jam, oy! Harusnya jadwal terbang jam 15.00, kami baru berangkat jam 20.10. Dalam 5 jam itu kami sampai tiga kali bolak-balik ke bandara. Untungnya di Bandung, jadi kami bisa pulang dulu dan gak terkatung-katung di bandara selama 5 jam. Walaupun delay 5 jam tapi masih ada hikmahnya. Kalau saja waktu itu kami memutuskan pulang lewat Jakarta... kayaknya belum bisa balik ke Singapura nih. Jakarta kan banjir. Jalan ke Cengkareng juga kabarnya banjir.
Aah... semoga bajir di Jakarta cepat berlalu. Kehidupan kembali normal. Semoga masyarakat yang terkena banjir tetap tabah dan sabar. Amiiin.

Ternyata banjir Jakarta juga punya andil dalam menyebabkan keterlambatan pesawat sampai 5 jam. Kata petugas check-in, sistem internet mereka lumpuh, semua jadi kacau. Plus juga cuaca yang buruk di Surabaya (karena pesawat Bandung-Batam sebelumnya terbang Surabaya-Bandung). Yang paling parah, setelah semua penumpang boarding pramugaranya bilang begini: "Mohon maaf atas keterlambatan penerbangan, karena ada masalah teknis pada pesawat ini." Ya, ampun, kok ya bilang-bilang segala, coba?! Kan jadi tegang! Mana pas mau landing kita gak dengar suara roda pesawat turun. Suami saya aja panik, "Yang, kok ga ada bunyi landing gear turun sih?" gitu katanya.
Saya bingung... antara ingin ketawa atau ikutan tegang....
Dan dia mengakui, untuk pertama kalinya dia merasa tegang naik pesawat terbang.

Tapi alhamdulillah, semua lancar, saya dan suami juga selamat sampai di Singapura lagi. Dan walaupun dengan segala pengalaman 'mengasyikan', sepertinya kami gak kapok mudik ke Bandung lewat Batam. Asalkan penerbangannya langsung Batam-Bandung.

P.S: Ternyata petugas-petugas bandara di Bandung ramah-ramah lho! Jauh lebih ramah daripada petugas di Cengkareng. (emangnya petugas cengkareng ramah, gitu?)

The Reminder Video Blog

Photobucket - Video and Image HostingThe Reminder Video Blogs from Ummah Films

Season 1
#1: Funny Things You See During Jummah (Pilot)
#2: Looking for a spouse online
#3: $25,000 Muslim Weddings!!
#4: Muslim while flying
#5: Muslim Characters at Work
#6: Distractions During Salat (Prayer)
#7: Seasonal Muslims
#8: Culture vs Islam
#9: Who Hijacked Islam??!
#10: How did you convert to Islam? (season finale)

Season 2
Premiere: That's Not Hijab
#2: Ramadan Reruns
#3: Arrogant People

Check next videos.

Monday, February 5, 2007

Doa

Kata orang, sekarang jaman sudah sangat maju, berbagai teknologi canggih menjadi pendamping yang mempermudah hidup manusia. Segala hal bisa diprediksi, solusi masalah bisa dicari. Tapi semua itu tidak cukup untuk menghentikan manusia berdoa. Paling tidak bagi saya.

Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina. (QS. al-Mu'min, 40:60)
Doa itu adalah otaknya ibadah. (HR. Ibnu Hibban dan Tirmidzi)

Saat berdoa, saya minta pada Allah SWT ini itu. Tapi kadang malu, apa pantas saya berdoa meminta Allah memenuhi keinginan saya? Jangan-jangan saya hanya ingat berdoa pada saat saya punya keinginan.

Kalau terpikir semua itu, rasanya ingin diam saja. Tidak mau meminta apa-apa. Tapi tetap saja saya tidak bisa berhenti berdoa dan meminta kepada Allah SWT. Mungkin, tanpa saya sadari, bagi saya berdoa sudah jadi kebutuhan batin yang bisa menenangkan hati karena sudah meminta pada yang Maha Kuasa. Meminta pada-Nya yang terbaik bagi diri saya karena memang Dia-lah yang Maha Tahu apa-apa yang terbaik bagi makhluknya.

Berikut ini saya kutip dari Syariah Online mengenai adab berdoa.
  • Hendaknya makanan, tempat tinggal, pakaian, serta barang yang dimilikinya adalah halal.
  • Memanfaatkan waktu-waktu yang mulia: seperti hari Arafah, Ramadan, hari Jumat, dan waktu sahur.
  • Memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa seperti saat salat, saat hujan dsb.
  • Menghadap kiblat dan mengangkat tangan.
  • Setelah selesai berdoa, mengusap wajah dengan kedua tangan.
  • Merendahkan suara: tidak keras dan tidak terlalu pelan.
  • Khusyu dan penuh penghayatan.
  • Berdoa dengan sepenuh hati dengan yakin bahwa doa tersebut akan dikabul.
  • Tidak tergesa-gesa dengan merasa doanya lambat dikabul.
  • Memulai doa dengan zikir kepada Allah dan salawat kepada Rasul saw. setelah didahului oleh pujian kepada-Nya. Demikian pula saat menutup doa.
  • Memerhatikan adab batin. Yaitu bertobat, taqarrub kepada-Nya, dan tidak menzalimi manusia.

Still Here

Photobucket - Video and Image Hosting

Thursday, January 18, 2007

Adding me on Y!M

Photobucket - Video and Image HostingAkhir-akhir ini rasanya semakin banyak orang yang tiba-tiba menambahkan saya dalam Y!M mereka. *Duh... berasa terkenal deh.. :P* Padahal seingat saya tidak mempublikasikan alamat email yang sekaligus Y!M id saya. Tapi mungkin juga tidak sengaja terpublikasikan tanpa saya sadari.

Tapi bukan itu masalahnya.

Sering kali orang-orang yang menambahkan saya dalam daftar kontak mereka adalah orang-orang yang tidak saya kenal. Tiba-tiba saja muncul pemberitahuan dari Yahoo! bahwa si 'anu' akan menambahkan saya sebagai teman mereka. Dan selanjutnya saya harus memutuskan akan menyetujuinya, atau tidak. Masih mending kalau id yang digunakan mencantumkan nama aslinya, jadi ya saya bisa kira-kira apakah saya memang mengenal orang tersebut atau tidak. Tapi kalau id-nya sama sekali tidak mencerminkan nama si pemilik id, bagaimana?
Maksud saya, mbok ya kalo memang belum pernah kenalan, perkenalkan diri dulu lah sedikit. Nama Anda siapa, kenal saya dimana, tahu ID saya dari mana... kan bisa menyisipkan sedikit pesan dalam 'Add as friend' request form itu?

Akibatnya sekarang lebih banyak request yang saya tolak. Bukannya saya sombong, tapi ini adalah salah satu bentuk kewaspadaan saya terhadap internet (halah...!). Hari gini virus komputer bisa menyebar lewat jalan apapun. Ibaratnya dia gak perlu lewat jalan belakang, tapi sudah berani ngetok pintu depan. Nah, berhubung pengetahuan saya tentang internet hanya seadanya, saya belum bisa mengetahui mana yang 'mungkin' atau 'tidak mungkin' terjadi. Jadi, yah, sebagai bentuk kewaspadaan saya, saya hanya melakukan tindakan-tindakan yang saya tahu pasti efek dan akibatnya.

Akhir kata, maaf kepada teman-teman yang pernah mencoba menambahkan saya dalam kontak Y!M tapi kemudian saya tolak. Anda boleh mengulang lagi tapi silakan sertakan sedikit data-data seperti yang sebutkan diatas tadi. Bisa maklum kaan...? ^_^

Walk Out

Photobucket - Video and Image Hosting

Tuesday, January 16, 2007

Kangen sang mentari

Photobucket - Video and Image HostingYah, memang sudah beberapa hari sang mentari sembunyi-sembunyi di balik awan kelabu. Kadang muncul, tapi munculnya pun malu-malu. Belakangan ini mungkin memang beliau lebih banyak mengalah pada awan kelabu yang muatannya sudah terlalu berat.

Ketika hari panas, tangan ini sudah langsung gatel ingin memasang tiang bambu yang menjorok keluar jendela, mengibarkan kain-kain basah saya yang masih fresh from the washing machine.

Seperti Senin kemarin. Hari panas. Tapi hari Sabtu sebelumnya ada pengumuman dilarang menjemur kain diluar, karena akan ada kegiatan pembersihan gedung oleh petugas. Saya juga kurang tahu bagaimana tepatnya, tapi kira-kira begitulah... Yang jelas, pagi itu panas mentari tidak dapat saya manfaatkan. Kessaall...
Untung saat menjelang siang, sang mentari kembali bersinar malu-malu, hingga sorenya akhirnya mengalah pada sang hujan.

Dan hari ini... mentari muncul.
Tapi saya belum mencuci.... *sigh*

Nggak klop sama mentari neeh...

Little Mosque on the Prairie

Ada yang menarik nih.

Little Mosque on the prairie. (lihat: http://www.cbc.ca/littlemosque/ ). Baru premier 11 Januari 2007 di CBC Canada.
Sitcom produksi Canada tentang kehidupan warga muslim di sebuah kota kecil, dan ketakutan warga non muslim sekitarnya akan isu terorisme, yang dalam pengertian mereka sangat akrab dengan Islam.

Photobucket - Video and Image Hosting

Bisa ditonton di You Tube.
Link yang saya berikan ini adalah part 1 dari episode 1 Little Mosque on the Prairie. Part lainnya bisa disearch sendiri yaa..

Little Mosque on the Prairie, ep.1, pt.1.

Semoga bermanfaat.

Photobucket - Video and Image Hosting
Ep.1 pt.2, Ep.1 pt.3
Ep.2 pt.1, Ep.2 pt.2, Ep.2 pt.3
Ep.3 pt.1, Ep.3 pt.2, Ep.3 pt.3

Discussion of episode topics on http://littlemosqueontheprairie.wordpress.com/

[Recipe] Mie Ayam

This recipe is a simple recipe for making Mie Ayam. It tastes quite good and is easy to make. I got this recipe from Mba Ita, and modify it to my taste.

Ingredients
Chicken topping:
250gr minced chicken
75gr button mushroom, chopped
1 yellow onion, chopped
2-3tbs oyster sauce
3-4tbs sweet soy sauce
2tbs margarine for stir-frying
dash of white pepper
salt (optional, since the oyster sauce is already salty)
Fried onion for garnishing

Soup:
3 glass of water
Chicken stock
Bok Choi or chye sim
Celery
Fried onion for garnishing
Photobucket - Video and Image Hosting

Noodle:
You can buy packed wanton noodle in a supermarket and cook it according to the instruction written on its package.
I prefer to use instant noodle with chicken flavor. Cook the noodle together with all the seasoning and some green leafy vegetable like bok choi. After all are cooked, separate the vegetables from the noodle, and then strain the noodle while keeping the soup.

Instruction
  1. Preheat the margarine and then stir fry the onion until its color slightly changes.
  2. Add in the mushroom, continue to stir fry for about 2-3 minutes.
  3. Add in the chicken, oyster sauce, and sweet soy sauce. Continue to stir until it is well-mixed and the chicken is cooked.
  4. Prepare a bowl to place the noodle in. Put the the topping on top of the noodle and add some vegetables from the soup to garnish it. Prepare another smaller bowl to place in the soup.
  5. Garnish with fried onion.


Note: You can use the chicken topping for chicken-porridge, or just eat it with steamed rice.

Monday, January 15, 2007

Red

Photobucket - Video and Image Hosting

Friday, January 12, 2007

Sang Hujan

Saya tidak musuhan dengan hujan, pun saya tidak bersahabat dengan beliau. Kalau datang ya saya syukuri, tidak datang pun tidak apa-apa.

Senangnya saya masih bisa bersikap demikian.

Di belahan dunia lain yang nun jauh disana, sangat mungkin ada orang-orang yang sudah tidak dapat hujan sekian lama. Tanah-tanah kekeringan, sumber air sangat sedikit. Pada akhirnya tanah yang kering tidak bisa ditumbuhi tanaman bahan makanan. Mereka jelas akan sangat bersyukur apabila hujan datang.

Di belahan dunia yang lain lagi, juga sangat mungkin ada orang-orang yang sudah putus asa dengan hujan yang senantiasa mengunjungi mereka. Saking seringnya, banjir pun terjadi. Semua terendam air, bahan makanan jadi sulit diperoleh, air bersih pun sangat langka. Bagi mereka, perginya sang hujan lah yang akan mereka syukuri.

Pernah seorang teman mengatakan pada saya bahwa dia frustasi dan depresi dengan cuaca di daerahnya. Salju tak berhenti turun selama beberapa hari. Saya bingung. Bagaimana mungkin salju bisa membuatnya frustasi?

Photobucket - Video and Image HostingTiga minggu terakhir ini cuaca Singapura juga sedang tidak bisa ditebak. Sedang panas terik, tiba-tiba hujan deras berkepanjangan. Pernah juga hujan tidak berhenti selama dua hari. Pada saat itulah saya menyadari rasanya frustasi dengan cuaca. Walaupun saya tidak berkepentingan untuk keluar rumah, tapi ternyata hujan yang tak henti seperti itu mampu mempengaruhi mood saya.

Seperti juga hari ini. Hujan tidak berhenti sejak kemarin. Kadang sangat deras, kadang reda. Tidak berhenti sama sekali karena tetap ada rintik air yang turun.
Dan saya mulai merasa frustasi lagi, mood jadi tidak jelas.

Ah,... tapi mungkin itu hanya alasan saya. Ngeles dot com.

Syukuri saja hujan ini, sambil berharap tidak ada yang kesulitan karenanya.

Tuesday, January 9, 2007

Tahun baru di Batam

Setelah selesai dengan urusan pindahan, tiba-tiba saya mudik. Gak mudik ke Bandung, tapi mudik ke batam. Kok batam? Yah, berhubung keluarga saya pada liburan ke batam minggu lalu, jadi saya ikutan nyebrang juga untuk berkumpul bersama orang tua dan adik-adik. Walau tidak di bandung, tapi yang penting ngumpul dengan anggota keluarga formasi lengkap.

Photobucket - Video and Image HostingSenangnyaaa... gak jadi pulang ke bandung waktu Idul Adha, tapi tetap bisa kumpul-kumpul di Batam, melepas kangen dengan keluarga.

Ngomong-ngomong soal mudik, ternyata saya sudah tidak lagi terbiasa dengan harga-harga barang di Indonesia, apalagi harga-harga makanan/minuman. Ternyata harga minuman kaleng sekarang ordenya sekitar 2500-3000an, yang bagi saya adalah mahal sekaleee deeh... Belum lagi harga ini itu yang selaluuu saja saya anggap mahal. Masak harga gayung plastik 3500 aja bagi saya udah kemahalan! Padahal itu belinya di toko kelontong. Di supermarket saya tidak menemukan harga gayung dibawah sepuluh ribu rupiah.
(Jangan tanya kenapa beli gayung yaa.. itu cerita lain lagi... )
Yah, intinya saya terkaget-kaget liat harga barang di indonesia.

Satu lagi yang gak kalah bikin kaget adalah murahnya harga baju-baju produk Cina. Uh, kalo urusan baju aja, kayak orang kalap deh begitu ngelihat harganya dibawah 50ribu. Gimana nggak, di Singapur sini kalo harga baju selalu berasa mahal... gak ada yang dibawah 10 dole.

Yah gitu cerita mudik ke Batam. Menghabiskan waktu lima hari di Batam ternyata cukup bikin saya mati bosen. Memang gak kemana-mana sih, cuman di sekitar Nagoya Hill saja. Habis kemana-mana harus pake taksi, mahal bo'! Pake angkot kan daku gak ngerti daerahnya.

Mungkin kapan-kapan akan ke Batam lagi. Karena sekarang ada adik saya disana....

Pattern

Photobucket - Video and Image Hosting


Location: Labrador Park, Singapore