Saturday, December 15, 2007

Mani-Pedi


Akhirnya saya merasakan manicure-pedicure. Layanan yang memanjakan diri sendiri ini memang belum pernah saya coba sampai seminggu yang lalu.

*Ya ampuuunn... kemana aja neenngg...??*

Yah begitulah, saya memang bukan perempuan yang suka dengan berbagai layanan yang memanjakan diri seperti itu. Well, suka sih, tapi lebih terbentur dengan masalah biayanya. Rasanya gak rela kalau harus mengeluarkan uang yang bagi saya tidak sedikit hanya untuk 'nyalon'. Kalau hanya potong rambut sih masih saya jabani, sejauh-jauhnya creambath lah. Itupun paling hanya setahun sekali. Oya, yang sempat agak rutin itu facial. Tapi itu pun karena kebutuhan wajah yang agak bermasalah ini. Well, itu cerita lain. Sekarang cerita manicure-pedicure aja dulu.

Suatu pagi di hari sabtu, tiba-tiba semangat olahraga saya dan suami muncul. Dimulai dengan acara senam pagi (SKJ) dengan instruktur dari VCD senam SKJ.

Intermezzo: Rencananya VCD ini akan kami copy untuk dibawa ke Singapura. Maksudnya sih biar bisa rutin senam pagi sambil menghafalkan SKJ terbaru (sussyyaaah bo'!). Hari gini pasti jarang banget ada orang dewasa yang hafal SKJ terbaru kan? Yang sangat mungkin hafal SKJ adalah anak-anak sekolah yang masih rutin SKJ di pelajaran olahraganya. Nah, kami bermaksud jadi orang dewasa yang hafal SKJ terbaru... hakhakhak... Niat dulu boleh dooonggg...

Anyway.. selesai senam, masih pengen olahraga. Akhirnya kami memutuskan untuk lari di
SORGA... singkatan dari Sarana Olahraga Ganesha. *Keren banget nih singkatan, kesannya gw mau lari-lari di akhirat...* Selesai olahraga memang badan jadi enak. Rasanya ringaaann banget. Nah, tiba-tiba saja muncul keinginan untuk memanjakan diri. Awalnya mau potong rambut plus creambath saja. Tapi kakak ipar mau ikut untuk luluran, mani-pedi, potong, creambath, dll (ini kasus yang bertahun-tahun di negeri orang, lalu saat pulang kampung mencari segala bentuk layanan perawatan diri). Jadilah saya juga tergoda untuk mencoba mani-pedi. Dan akhirnya saya pun merasakan mani-pedi saya untuk pertama kalinya.

Kesan-kesan? Hmm... asik juga. Kuku dan jari-jari jadi serasa bersiiiih banget. Ya emang jadi bersih sih, tapi yang jelas kuku dan jari saya jadi bagus. Nampak terawat lah. Pada saat itulah saya menyadari bahwa memang beda bentuk jari dan kuku yang tersentuh mani-pedi secara rutin dengan yang tidak. Dan saat itu juga saya menyadari efek samping mani-pedi seperti yang saya lihat di film-film itu memang benar adanya. Efek apakah itu? Efek malas melakukan pekerjaan yang 'menyiksa' jari-jari tangan dan kuku. Huahahahaha... efeknya buruk ternyata.
Satu lagi, mani-pedi makan waktu terlalu lama bagi saya. Saya keburu bosan. Inginnya cepat-cepat selesai saja.

Sudah cukup bagi saya merasakan mani-pedi. Tidak ada niat untuk mengulang lagi kecuali benar-benar dibutuhkan, misalnya kalau pecah-pecah di tumit saya jadi sangat parah. Tapi sepertinya disaat seperti itupun pedicure akan jadi pilihan terakhir. Sebelumnya saya akan coba dulu cara-cara konvensional lain.
Tapi paling tidak saya sudah pernah merasakan mani-pedi, jadi saya tidak penasaran lagi... ^_^

1 comments:

Anonymous said...

Artikel-artikel di blog ini bagus-bagus. Coba lebih dipopulerkan lagi di Lintasberita.com akan lebih berguna buat pembaca di seluruh tanah air. Dan kami juga telah memiliki plugin untuk Blogspot dengan installasi mudah. Salam!

http://www.lintasberita.com/Lokal/Mani-Pedi/