Friday, April 18, 2008

Biar disayang suami... katanya...

Hampir semua ceramah tentang rumah tangga yang pernah dengan sengaja atau tidak sengaja saya hadiri membahas masalah ini. Dikatakan bahwa sebagai perempuan kita harus selalu terlihat ‘segar’ dimata suami. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk ini. Misalnya, yang paling sering saya dengar adalah, kalau di rumah jangan cuma pakai daster saja. Dianjurkan untuk mengenakan pakaian yang bagus, yang rapi, yang tidak memperlihatkan bahwa kita adalah seorang istri yang sudah seharian mengerjakan pekerjaan rumah, muka kucel, rambut berantakan. Kalau perlu gunakan sedikit make up yang bisa mempercantik wajah. Sapuan bedak tipis pun sudah cukup. Bayangkan suami yang seharian di kantor, pasti ada masanya sang suami bertemu kolega perempuan yang cantik, segar, dandan... yah pokoknya enak dilihat lah. Nah, begitu pulang ke rumah dia capek, disambut oleh istrinya yang masih pakai daster, rambutnya digelung ikat berantakan, mukanya kucel, keringetan, dan mungkin bilang ”baru bersihin gudang!”. Dooh... tambah capek gak sih dia? :P

Intinya, (katanya) alangkah baiknya suami yang baru pulang bekerja disambut istri tercinta yang cantik, segar, rapi, tidak kalah enak dilihat seperti kolega-kolega perempuannya di kantor. Memang tidak semua suami akan berpikiran seperti itu. Mungkin bagi kebanyakan suami, kolega-kolega perempuan yang cantik di kantornya sama sekali tidak berarti apa-apa dibandingkan istrinya, dan dia sama sekali tidak keberatan disambut istri yang cuma pake daster, rambut digelung. Alhamdulillah...

Sebagai istri, pengen juga dong nyenengin suami kayak gitu. Praktek dong!

Satu kali.
Saya sengaja lebih rapi dari biasanya menjelang dia pulang kantor. Pakai baju yang rada bagus, bukan sekedar baju rumah yang biasanya dipakai masak, kena noda minyak, atau basah karena cipratan air saat cuci piring. Muka dipoles bedak dikit. Rambut disisir rapi.
Tok, tok, tok.
Suami sampai di rumah.
Buka pintu.
“Loh, mau pergi kemana? Rapi amat?”
*sigh*.

Dua kali. Another attemp.
Kali ini saya bukan sengaja rapi-rapi. Tapi saya sengaja belum berganti pakaian sepulang dari suatu acara. Setidaknya saya lebih rapi dari hanya sekedar pakai baju rumah. Bahkan jilbab pun masih terpakai. Pokoknya masih rapi. Kebetulan saya pulang kurang dari satu jam sebelum suami saya sampai di rumah. Jadi sekalian saja saya tunggu.
Tok, tok, tok.
Suami sampai di rumah.
Buka pintu.
”Lhah, ini teh belum ganti baju sejak pulang tadi? Ngapain?”
*sigh*.

Kayaknya ada kesalahan dalam mempraktekan ilmu ini nih....
Atau standar saya ketinggian?
:P

3 comments:

Anonymous said...

hihi..mestinya pake yg seksi dong din, biar ngga nanya2 lagi *ehem*

Anonymous said...

He..he...he... harusnya dimulai dari sejak awal nikah kali ya kebiasaan itu :P

Anonymous said...

wakakak...