Friday, March 17, 2006

Balada Otak-otak Kurang Kanji

Hari Selasa yang lalu ada pengajian gabungan ibu-ibu. Karena judulnya gabungan, berarti jumlah anggota yang diharapkan datang pun tentunya lebih banyak dibandingkan pengajian rutin mingguan biasanya. Tanggung jawab pengadaan konsumsi pun dibagi pada beberapa anggota untuk meringankan beban tuan rumah yang sudah menyediakan tempat pertemuan.

Saya, Teh Hanny, dan Nisi, yang kebetulan tinggal berdekatan, menawarkan untuk membuat otak-otak ikan tenggiri. Kebetulan juga ada permintaan dari beberapa teman lain agar saya membuat otak-otak ini. Awalnya saya tolak, karena saya merasa tidak sanggup membuat otak-otak untuk limapuluh orang sendirian. Tapi setelah kedua teman saya ini menawarkan untuk membuat sama-sama, akhirnya jadilah bikin otak-otak.

Rencana disusun, otak-otak pun dibuat. Rumah saya yang kecil mungil inipun jadi tempat pembuatan otak-otak, dengan alasan rumah saya tidak bayar PUB alias PUB-nya sudah termasuk dalam biaya sewa. Ceritanya, saya yang bisa bikin otak-otak. Padahal saya juga pemula dalam hal ini. Selama ini bikin otak-otak hanya sedikit-sedikit, untuk konsumsi pribadi, berdua saja dengan suami. Belum pernah bikin otak-otak untuk konsumsi publik. Jadi, saya agak-agak kebingungan dengan takaran-takaran resepnya. Dengan modal pe-de, akhirnya jadilah otak-otak itu.
Ternyata, kurang kanji! Hiks! Padahal sudah dicoba membakar satu dulu untuk merasakan apakah ada yang kurang. Mungkin campuran kanjinya kurang merata ke seluruh adonan, dan kebetulan terambil yang banyak kanjinya untuk diuji coba. Rasa sih tidak terlalu terpengaruh, tapi kenyal-kenyalnya kurang, jadi kurang berasa nikmatnya (lagian kalau dijual, bisa rugi bandar tuh!)

Duuhh... kessaaaalll semalaman. Kok bisa-bisanya kurang kanji... huhuhu. Tapi mau bagaimana lagi. Ikan tenggiri sudah jadi otak-otak. Ya sudah dinikmati saja.
Besoknya, dibawalah 100 buah otak-otak yang sudah dibuat susah payah oleh tiga orang selama seharian. Takut tidak enak. Takut tidak ada yang suka. Tapi, alhamdulillah, habis juga tuh otak-otak. Syukurlah. Tapi tetap ada perasaan dongkol, ya gara-gara si otak-otak kurang kanji itu. Jadi mikir, kalau begini apakah saya termasuk orang perfeksionis, ya?

Image hosting by PhotobucketBeginilah kira-kira acara pembuatan otak-otak (diperagakan oleh gadis, eh ibu pembuat otak-otak... hehe). Beberapa highlights (highlights bahasa Indonesianya apa sih?) dari acara membuat otak-otak hari Senin, 13 Maret 2006:

  • Memakan waktu hampir seharian, dimulai jam 12-an, dan baru selesai total jam 7 malam. Kedua teman sudah pulang duluan jam 6 sore, dan meninggalkan saya dengan kira-kira 20 buah otak-otak yang belum dibakar. Tapi tidak apa-apa, tinggal membakar saja kok.
  • Semakin sore, bentuk otak-otak berubah jadi gendut-gendut. Kelihatannya sudah mulai capek, sehingga memasukkan adonan lebih banyak supaya lebih cepat selesai.
  • Sempat kehabisan daun pisang, dan saya pun harus ngebut ke Fairprice untuk beli daun pisan tambahan.
  • Anaknya Teh Hanny, Akmal, sampai sempat tidur siang sambil menunggu kita membuat otak-otak, setelah dia bosan main game online di komputer.
Yah, begitulah ceritanya. Mudah-mudahan ini jadi pelajaran untuk kesempatan selanjutnya bikin otak-otak supaya jangan sampai kurang kanji lagi.

0 comments: