Wednesday, March 29, 2006

Pantangan dan... interpretasinya

Dari sebuah kejadian di masa lalu.

Tante: "Eh, uni, jangan duduk nongkrong di pintu gitu!"
Saya: (kaget, soalnya kena sentak) "Emang kenapa?"
Tante: "Gak baik, tau, anak gadis duduk di pintu?"
Saya: (masih nggak terima karena disentak) "Emangnya kenapa, sih? Kok anak gadis gak boleh? Jadi kalo si Abang boleh?"
Tante: "Iya, nanti kamu berat jodoh!"
Saya: ....?!?? (bengong, apa hubungannya??)
Hai para wanita... siapa yang gak pernah kena semprot kayak gini? Hayo ngacung?! :p

Jaman dulu, bahkan sekarang pun masih ada, sering beredar pantangan-pantangan yang biasanya disebarkan oleh generasi sebelum kita, entah itu orang tua, nenek, kakek, tante, paman. Berikut beberapa pantangan yang saya ingat, dan tentunya beserta interpretasi saya.

Catatan: Interpretasi dari pantangan-pantangan ini adalah interpretasi saya pribadi.

#1
Pantangan: Jangan duduk di pintu.
Alasan: Susah dapat jodoh.
Interpretasi: Kalau duduk di pintu akan menghalangi orang yang mau masuk atau keluar. Lagian di pintu kan tidak ada kursi.

#2
Pantangan: Jangan memotong kuku malam-malam.
Alasan: Menjauhkan rejeki orang tua.
Interpretasi: Jaman dulu penerangan masih menggunakan lampu templok, jadi jelas cahaya kurang. Memotong kuku dalam gelap jadi berbahya, bisa-bisa jari kita yang terluka. Kalau sudah luka urusannya kan obat, dan untuk beli obat perlu uang yang tidak sedikit.

#3
Pantangan: Jangan memakan pisang yang dempet (kembar siam).
Alasan: Bisa punya anak kembar siam.
Interpretasi: Pisang dempet porsinya jadi lebih besar daripada pisang normal. Dua pisang dihitung satu. Kalau pisang dempet dimakan, takut ada anggota keluarga lain yang tidak kebagian. Jaman dulu kan biasanya satu keluarga anaknya banyak.

#4
Pantangan: Jangan makan ekor ayam.
Alasan: Tidak jelas.
Interpretasi: Bagian ekor ayam ini enak, banyak lemaknya. Jaman dulu biasanya bagian-bagian terbaik dari makanan diberikan kepada kepala keluarga alias bapak. Begitu juga dengan ekor ayam ini, untuk bapak.

#5
Pantangan: Jangan main-main payung di dalam rumah saat sedang hujan.
Alasan: Bisa tersambar petir.
Interpretasi: Payung itu lebar. Kalau dimainkan didalam rumah takut menyambar beberapa barang pajangan pecah belah.

#6
Pantangan: Jangan meniup peluit malam-malam.
Alasan: Ular akan datang.
Interpretasi: Meniup peluit malam-malam jelas berisik dan berpotensi mengganggu orang tidur. Memangnya ada hubungannya dengan memanggil ular?

#7 (ini yang paling baru saya tahu)
Pantangan: Jangan meragi ketan hitam (untuk bikin tape) saat kita sedang haid (perempuan).
Alasan: Tapenya bisa gagal.
Interpretasi: Tidak tahu. Saya tidak menemukan sama sekali hubungannya. Tapi kata ibu saya ini terjadi pada beliau. *bingung*

Ada yang tahu lagi pantangan-pantangan jaman dulu? Silakan diceritakan disini. ^_^

0 comments: