Wednesday, November 30, 2005

Sabtu kemarin

Image hosted by Photobucket.comSejak memasuki bulan puasa kemarin, kegiatan olahraga praktis terhenti. Bahkan sampai dua minggu setelah lebaran pun kegiatan ini masih belum dimulai lagi. Olahraga bulutangkis yang rutin dilakukan setiap hari sabtu pagi seminggu sekali di lapangan indoor kampus NUS belum bisa dimulai. Pasalnya lapangan itu dipakai untuk ujian para mahasiswa, jadi gak bisa di booking. Padahal para bulutangkis-er udah sakaw pengen mukul-mukul bulu tak berdosa sambil ketawa ketiwi penuh canda. Pilihan kedua adalah olahraga tenis meja di common room gedung apartemen saya. Entah kenapa pilihan ini tidak pernah dilaksanakan. Kayaknya karena kami, saya dan suami, lupa pada kenyataan bahwa kami-bisa-main-tenis-meja-di-common-room. Selalu aja ingat untuk main pada saat mau pergi ke suatu tempat dan melewati common room dimana meja tenis meja melambai-lambai memanggil untuk digunakan. Kalau udah sampai di apartemen ya gak ingat lagi deh. Padahal alat-alat tenis meja selalu siap disambar kapan saja kami mau.
Akhirnya, tawaran untuk olahraga datang lagi. Tenis lapangan dan berenang, di kondo teman di West Bay. Tawaran tidak disia-siakan, main tenis pun jadi dilakukan, walau berenangnya gak jadi. Setidaknya tubuh ini sudah merasakan lagi yang namanya olahraga sampai basah berkeringat.

Acara selanjutnya adalah: makan mie ayam cabang kemayoran Jakarta di Seah Im food court. Ridha yang tadinya masih ingin berenang setelah main tenis, mengalah untuk langsung pergi makan mie ayam. Soalnya teman-teman yang lain sudah pada kelaparan sambil ngeces ngebayangin mie ayam. Sejak info keberadaan mie ayam cabang kemayoran Jakarta di Seah Im food court tersebar, semuanya memang langsung semangat untuk test drive. Thanks Irma atas info ini ^_^.
Liputan lengkap beserta foto-foto bisa dilihat di entri Mie Ayam - 261105 pada blog pictures saya.

Masih belum cukup having fun hari Sabtu itu, perjalanan pun dilanjutkan ke Expo, untuk lihat-lihat pameran IT berjudul SITEX. Yang namanya pameran IT pastinya rame banget. Wajar. Tapi yang saya nggak ngerti adalah banyaknya orang-orang yang membawa anak-anak balitanya lengkap dengan kereta dorong bayi ke pameran yang penuh sesak dengan manusia. Gak kebayang deh rasanya jadi anak-anak itu. Mereka masih kecil-kecil, harus ikut berdesak-desakan bersama orang dewasa. Kalau anak-anak ini digendong orang tuanya sih lain ceritanya. Tapi kalau mereka harus jalan sendiri, atau disimpan di kereta dorongnya, mereka pasti kepanasan dibawah sana, atau bahkan kekurangan oksigen. Mereka kan kalah tinggi dengan orang dewasa. Duh, kasian deh.

Malamnya, kami masih punya niat untuk pergi nonton Harry Potter di bioskop. Tapi kayaknya badan sudah ingin segera dibaringkan. Akhirnya diputuskan jatah Harry Potter besoknya saja.

0 comments: